Lihat ke Halaman Asli

Nurul Mardhiyah

Mahasiswa IAIN JEMBER

Internalisasi Nilai-nilai Pesantren dalam Budaya

Diperbarui: 6 Juni 2020   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

A. Pengertian Nilai-nilai Budaya Pesantren


Nilai merupakan kepercayaan yang dijadikan referensi dari tindakan manusia. Di pesantren nilai-nilai yang dikembangkan berujuk pada sumber-sumber ajaran Islam yaitu ijtimak, hadist, dan Al-Qur'an. Dan kemudian melahirkan disiplin ilmu yaitu ilmu fiqih, tauhid, dan tasawuf. Ahlusunnah wal jamaah sebagai sistem nilai yang dianut oleh sebagian besar pesantren sehingga mempengaruhi pola pikir dan perilaku yang diterapkan didalam pesantren baik itu interaksi internal maupun eksternal.

Ada beberapa macam nilai-nilai pesantren, diantaranya:
1. Akhlakul karimah, yaitu menjadikan akhlakul karimah sebagai perkembangan dalam menjadikan kelayakan santri untuk mencapai jenjang berikutnya. Santri diharapkan memiliki dan mampu menerapkan etika dan moral yang diatur oleh agama termasuk dalam pergaulan sesama dan lingkungannya.
2. Ibadah amaliyah, yaitu mendisiplinkan santri agar terbiasa melaksanakan sholat fardhu berjamaah dan kewajiban bagi santri kelas akhir untuk ujian praktek sebagai imam sholat berjamaah, membaca doa, dan amalan-amalan sunnah lainnya.
3. Bacaan Al-Qur'an, santri diwajibkan untuk membaca Al-Qur'an setelah melaksanakan sholat fardhu, biasanya bacaan Al-Qur'an dilaksanakan secara berkelompok dengan bimbingan satu orang guru. Santri juga diharapkan bisa membaca Al-Qur'an dengan baik sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
4. Hafalan surat-surat Al-Qur'an, santri diwajibkan untuk menghafal surat-surat pilihan antara lain jus amma, al-mulk, al-waqi'ah, ar-rahman, yasin kafiyah, dan santri mampu menerapkannya dalam praktek ibadah sehari-hari dipesantren maupun dimasyarakat.
5. Dedikasi dan loyalitas, santri dituntut  untuk disiplin  dalam kegiatan 24 jam selama ada dipesantren, guna untuk mengajarkan santri agar selalu taat pada peraturan yang ditetapkan dipesantren.
6. Amanah dan tanggung jawab, dipesantren santri diberi amanah sebagai pengurus pesantren dan diajarkan rasa tanggung jawab dan amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai pengurus pesantren.
7. Toleransi dan tenggang rasa, para santri ditempatkan  pada kamar dengan berbeda individu dengan demikian santri diajarkan rasa toleransi agar santri bisa menerima perbedaan sikap, sifat, perilaku dan saling menghargai satu sama lainnya.


B. Proses Internalisasi Nilai-nilai Pesantren


Proses internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hayat pada individu dimulai dari saat mulai lahir sampai meninggal dunia. Nilai-nilai pesantren disini tujuannya untuk menjadikan kepribadian dan kebudayaan dari kita masih menjadi santri dan mempelajari nilai-nilai pesantren sampai kita lulus dari pesantren tersebut sehingga ketika kita terjun dalam ruang lingkup masyarakat diharapkan agar tetap menerapkan nilai-nilai pesantren tersebut yang sudah kita  peroleh. Dan menjadikan suatu kebudayaan pada diri kita sendiri agar terbiasa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.


E. Urgensi Nilai-nilai Pesantren di Era Milenial

Sebagai santri di era milenial ini, harus bisa menyikapi dengan baik yaitu dengan melaksanakan sisi positif dan meninggalkan sisi negatifnya. Dengan nilai-nilai pesantren yang sudah kita pelajari dipesantren jadi kita harus menanamkan nilai-nilai tersebut sebagai kepribadian diri kita sendiri agar bisa menyikapi era milenial ingin dengan baik pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline