Lihat ke Halaman Asli

"Learning Models"

Diperbarui: 12 Desember 2017   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.jawapos.com/

Orangtua berpikir bahwasannya belajar merupakan hal yang sangat penting bagi anak usia dini dari pada bermain. Sebenarnya, bermain maupun belajar merupakan kegiatan yang penting  bagi anak usia dini. Bagaimana belajarnya anak usia dini dan bagaimanakah membuat belajar tersebut serasa bermain.  

Gagne (1985) menyatakan belajar sebagai sebuah proses dimana organisme mengalami perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan menurut smith dan pallegrini (2008) bermain merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara-cara menyenangkan, tidak diorientasikan pada hasil akhir, fleksibel, aktif, dan positif. Aktifitas bermain dilakukan secara sukarela, senang hati, tanpa memikirkan hasil akhir dan menyenangkan.

Untuk menmbah semangat anak dalam belajar, hendaknya pendidik membuat kegiatan pembelajaran lebih menarik, asik serta tidak membosankan. Standar pembelajaran menurut PP No 19 tahun 2005 menyatakan proses pada bantuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif. Serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas sesuai dengan bakat, minat, dan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan pembelajaran tidak akan menyulitkan peserta didik namun, pembelajaran yang baik dapat membantu peserta didik mencapai tujuan belajarnya dengan mudah. Bagaimanakah kegiatan pembelajaran tersebut dapat menyenangkan dan menarik. Berikut model-model pembelajaran yang dapat dilkukan oleh para pendidik;

Cooperative learning, model pembelajaran yang bersifat kerjasama antara satu siswa dengan siswa lain. Pembelajaran kooperatif sangat membantu perkembangan social-emosional dan kognitif anak.

Pembalajaran ini juga menekankan aktivitas  kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk krlompok, pemecahan masalah secara kolektif kooperatif. Penerapan pembelajaran kooperatif dapat diterapkan secara bervariasi tanpa menyimpang dari tujuan materi yang telah ditetapkan. Sehingga, dengan kevariasian dalam pembelajaran anak dapat tettarik untuk belajar.

Collaborative learning, merupakan model pembelajaran dimana ada dua atau lebih anak belajar secara bersama-sama. Pembelajaran kolaboratif  memberikan kemudahan peserta didik dalam bekerja sama untuk memanfaatkan sumber daya alam. Dengan pembelajaran kolaboratif peserta didik akan saling bersosialisasi antar satu siswa dengan yang lainnya dalam memecahkan suatu permasalah. 

Sehingga dengan pembelajaran tersebut anak tidak mudah bosan karena bekerja bersama. Dalam pembelajaran kolaboratif pula, tidak ada anak yang satu kelompok dalam taraf kepintaran yang tinggi saja, melainkan dalam satu kelompok terdiri dari anak yang yang taraf kecerdasan tertinggi, standard an terendah.

Mastery Learning,pembelajaran yang bahwasannya peserta didik didituntut untuk menguasai semua materi dalam pembelajaran. Dalam meimpelmentasikan mastery learning diharapkan guru melakukan tiga tahapan yaitu; perencanaan, pelaksanaan dan remidi.

Contextual Learning,pembelajaran ini membantu pendidik untuk mengaitkan materi yang diajarkan kepada peserta didik sesuai dengan kehidupan/dunia nyatanya. Sehingga peserta didik dapat mengrtahui pengetahuan yang ada di dunia ini.

Experiental Learning, merupakan pembelajaran yang diperoleh dari suatu pengalaman hal. Hal tersebut memberikan kesempatan peserta didik terhadap pengalammanya untuk dijadikan sebuah pembelajaran. Sehingga anak tidak memperoleh pembelajaran dari buku/alam melainkan juga dari pengalaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline