Lihat ke Halaman Asli

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual pada Anak Usia Dini

Diperbarui: 8 Desember 2017   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Abstract

Spiritual intelligence is very important to humans. Humans who have their spiritual intelligence can find the happiness and meaning of life. Therefore, educators must first understand, recognize and explore the spiritual intelligence, so that educators can introduce and develop the intelligence in children with ease and good.

Abstrak

Kecerdasan spiritual sangatlah penting bagi manusia. Manusia yang memiliki kecerdasan spiritual mereka dapat menemukan kebahagiaan dan makna dari kehidupnya. Oleh karena itu, para pendidik harus lebih dahulu memahami, mengenali dan mempelejari kecerdasan spiritual, sehingga pendidik dapat mengenalkan dan mengembangkan kecerdasan tersebut pada anak dengan mudah dan baik.

Kata kunci: Pengembangan, Kecerdasan Spiritual, Anak Usia Dini

  • Pendahuluan
  • Era milenial sekarang ini sangatlah memprihatinkan kita, karena banyak spiritual anak yang sangat merosot. Krisis ini terjadi tidak hanya pada kalangan masyarakat saja, tetapi hampir terasa pada seluruh tingkatan kehidupan. Bisa dilihat, banyak manusia sekarang ini yang terlibat dengan narkoba, minuman keras, kekerasan dalam pergaulan, kriminalitas, bullying, bolos sekolah, menghina dan tak segan untuk tidak mematuhi dan menghormati orangtua, bahkan ada yang membunuh orangtua sendiri. Hal ini terjadi karena kurang kuatnya penanaman nilai-nilai spiritual dalam diri anak sejak ia masih menginjak usia 0-6 tahun.
  • Kasus-kasus diatas bisa terjadi dimana dan kapan saja. Pelakunya bisa dari kalangan atas ataupun bawah, pejabat maupun guru atau dosen, bahkan pelajar. Di era milenial ini banyak pelajar yang terlibat dengan kasus-kasus yang telah disebutkan diatas, seperti tawuran antar pelajar, bolos sekolah bahkan narkoba. Hal tersebut merupakan tanda-tanda dari kurang kuatnya spiritual dalam diri seseorang. Di dalam spiritual akan menumbuhkan sikap yang baik, bahwasannya semu tindak laku umat manusia akan di awasi oleh Tuhan yang Maha Esa.
  • Penanaman kecerdasan spiritual disini sangatlah berperan penting, karena dengan penanamankecerdasan spiritual akan membentuk karakter manusia ke depannya. Dengan spiritual pula manusia dapat menemukan makna kehidupannya. Penanaman kecerdasan spiritual dapat dilakukan pada anak usia dini. Penanaman kecerdasan ini, bisa dilakukan melalui pendidikan pengembangan kecerdasan spiritual dalam berbagai hubungan. Pendidikan ini mendidik anak dalam berhubungan dengan Sang Pencipta (Tuhan), orang lain dan dengan alam (Siswanto, 2010). 
  • Kecerdasan spiritual  merupakan kecerdasan jiwa. Ia dapat membantu manusia menyembuhkan dan membangun dirinya secara utuh. Kecerdasan spiritual ini berada dibagian diri yang paling dalam yang berhubungan langsung dengan kearifan dan kesadaran yang dengannya manusia tidak hanya mengakui nilai-nilai yang ada tapi manusia secara kreatif menemukan nilai-nilai yang baru (Farihah, 2015).
  • Menurut peraturan presiden republik Indonesia nomor 60 tahun 2013 tentang pengembangan anak usia dini holistik integrativ memutuskan bahwa yang di maksud anak usia dini adalah anak yang sejak ia di dalam kandungan sampai ia menginjak usia 6 tahun yang dikelompokkan atas janin dalam kandungan sampai lahir, lahir sampai dengan usia 28 hari, usia satu tahun sampai dengan 24 bulan, dan usia 2 sampai 6 tahun.
  • Individu yang sejak lahir didekanalkan dengan agama, akan berbeda dengan individu yang tidak dikenalkan agama. Mereka yang lebih mengenal agamanya pasti spiritualnya akan lebih baik dari pada yang tidak mengenal. Pendidikan agama yang diajarkan di dalam keluarga akan tertanam dan berkembang dalam diri anak maupun keluarga tersebut.
  • Berdasarkan uraian diatas peniliti tertarik untuk meneliti bagaimana upaya mengembangkan kecerdasan spiritual serta pengaruhnya terhadap anak usia dini.
  •  
  • Tujuan dan Manfaat Penelitian
  • Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini dan sipa saja yang berperan di dalamya, dan bagaimana pengaruh kecerdasan pada nak usia dini tersebut.
  •  
  • Hipotesis Penelitian
  • Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini ada 2 jenis yaitu hipotesis mayor dan minor, rumusan hipotesis mayor tersebut yaitu adakah pengaruh kecerdasan spiritual pada anak usia dini. Dan hipotesis minor yaitu terdapat pengaruh kecerdasan spiritual pada anak usia dini di Pondok Pesantren Salafiyah Biharu Bahri Asali Fadlailir Rahma

Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi:

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall dalam bukunya Abd Wahab & Umiarso, kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna di bandingkan dengan yang lain (Zohar & Marshall, 2011). 

Dengan kata lain, orang yang cerdas secara spiritual adalah orang yang mampu mengaktualisasikan nilai-nilai Ilahiah sebagai manifestasi dari aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mempertahankan keharmonisan dan keselarasan dalam kehidupannya sebagai wujud dari pengalamannya terhadap tuntunan fitrahnya sebagai makhluk yang memiliki ketergantungan terhadap kekuatan yang berada di luar jangkauandirinya, yaitu Sang Maha Pencipta  (Wahab & Umiarso, 2011).

Jadi,  kecerdasan spiritual adalah kecerdasan dimana seseorang dapat memaknai kehidupannya dan mampu memecahkan perso'alan dalam kehidupannya.

Anak usia dini merupakan skelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan unik. Anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), daya pikir, daya cipta, bahasa dan komunikasi, yang tercakup dalam kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) dan kecerdasan agama (RQ), sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini (Fauzi & Subihat, 2016, p. 43)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline