Lihat ke Halaman Asli

Nurul Qomaria

Mahasiswa

Review Film "American Factory" dan Kaitannya dengan MNC dan Investasi

Diperbarui: 21 Desember 2022   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source https://blog.foster.uw.edu/

Identitas Film

Judul              : American Factory

Initial release : January 25, 2019

Directors        : Julia Reichert, Steven Bognar

Film American Factory ini berkisah mengenai nasib para pegawai General Motors (GM) yang telah ditutup pada tahun 2008. GM ditutup karena mendapatkan kerugian yang cukup besar. Dan jumlah para pegawai pada saat itu melampaui puluhan ribu. Kemudian pabrik tersebut dibeli oleh perusahaan China, yaitu Fuyao Inc. 

Setelah itu mereka merasa mendapatkan sebuah harapan baru karena ada investasi masuk dengan nilai 500 juta dollar. Dengan begitu tenaga kerja Amerika pun kembali terpakai.

Dari hal ini mengakibatkan sebuah masalah yang cukup serius, karena pada umumnya budaya kerja orang Amerika dan China sangatlah berbeda. Perbedaan budaya dan Bahasa menjadi kendala dalam menjalani praktik kerja antara keduanya. China menganggap pekerja Amerika sangatlah santai, tidak cekatan dan memenuhi standar pekerja, banyak hari libur, pengeluh dan penuntut. Dan satu hal yang membuat China kesal adalah beberapa serikat pekerja merecoki perusahaan.

Dapat disimpulkan dari kejadian tersebut bahwa pekerja Amerika memiliki kemiripan dengan pekerja Indonesia. Hari libur dan cuti banyak, pengeluh, penuntut, kualitas pekerjanya sangat rendah, dan lebih sibuk gabung dengan serikat pekerja yang mempolitisasi mereka.

Hingga pada saatnya CEO Fuyao mengajak beberapa tokoh penting dari Amerika ke China untuk diperlihatkan bagaimana cara kerja China. Disana, satu pekerjaan China dapat menghandle beberapa pekerjaan di Amerika. Maksud dari hal tersebut pekerja China bisa melakukan pekerjaan dua kali lipat dari pekerja Amerika.

Setelah kejadian tersebut, beberapa pekerja dari China didatangkan dari jauh dan tidak dari sekitar pabrik. Karena agar mereka tidak terganggu masalah keluarga sakit, ada yang ingin menikah, atau orang tua pengen ketemu yang menyebabkan pekerja China harus ambil cuti. Pekerja China memiliki waktu yang padat hari libur hanya diadakan seminggu sekali dan pulang kampung hanya bisa setahun dalam sekali. Selebihnya mereka bekerja, dan menjaga perusahaan agar tidak rugi karena apabila perusahaan bangkrut, mereka dan keluarga tidak akan makan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline