Lihat ke Halaman Asli

Nurulloh

TERVERIFIKASI

Building Kompasiana

Popularitas Buku Cetak dan Pesona Kota Buku di Korea Selatan

Diperbarui: 24 Maret 2023   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu buku cetak yang dipamerkan dalam Seoul Book Fair 2015, Korea Selatan/RUL

Korea Selatan bukan hanya menjadi negara dengan pertumbuhan teknologi tercepat di dunia dan tempat lahirnya raksasa industri elektronik Samsung dan LG. Melainkan telah menjelma menjadi negara dengan kecepatan internet yang super cepat, bahkan tercepat di dunia! 

Di pertengahan tahun ini, KBS World Radio menyebutkan, kecepatan internet di Korea Selatan bisa mencapai 100 megabit per detik (Mbps) dengan rata-rata kecepatan 25,3 Mbps dan rasio penggunanya mencapai 81%. Dengan begitu, Korea Selatan merupakan negara kelima dengan populasi netizen terbesar di dunia.

Di tiap sudut kota telah tersedia layanan jaringan internet nirkabel (wifi). Pengguna smartphone dan perangkat elektronik canggih di Negeri Kimchi ini pun merata.

Tidak salah jika kita menebak perilaku konsumennya pun serba digital. Perkiraan saya pun begitu, ketika mengasumsikan pesatnya pertumbuhan buku digital di sini. Apalagi jika melihat tumbangnya industri media cetak di Amerika Serikat yang beralih ke digital dengan produknya ePaper.

Presiden Korea Publishers Society (Kopus) Chul-Ho Yoon yang saya temui dua pekan lalu di kota Seoul mengatakan bahwa penetrasi eBook di Korea Selatan masih belum signifikan, padahal sebelumnya diprediksi akan mencapai 50%.

“Perkembangan eBook di Korea masih belum signifikan. Sebelumnya diprediksikan pada tahun 2015 pertumbuhannya bisa mencapai 50%, namun pada kenyataannya hanya 5%,” kata Chul-Ho Yoon.

Namun, lambatnya pertumbuhan eBook maupun pembacanya, tidak sedikit pun membuat lesu industri penerbitan di Korea Selatan. Kopus mencatat ada sekitar 3.000 penerbit di Korea Selatan dan 340 di antaranya menjadi anggota Kopus.

Saya juga sempat bertanya terkait fenomena artikel blog yang dibukukan. Chul mengaku hal tersebut sudah banyak yang membuatnya. Saking banyaknya buku yang terbit, kerap kali bisa membuat kesulitan calon pembacanya dalam memilih buku yang benar-benar bagus dan bermanfaat.

Hal senada diungkapkan oleh Margaretha, mahasiswi Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Universitas Kyung Hee, Seoul kepada saya di sebuah café di kawasan Hongdae, Selasa (6/10) malam.

“Di sini, orang (Korea Selatan) masih suka baca buku cetak, dan gampang banget kalau mau nerbitin buku,” kata Margaretha yang mengambil studi sastra Korea.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline