Bentuk bulan yang hampir sempurna mengintip dari sela awan hitam menyambut kedatangan kami di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Bagi saya, ini kali kelima mengunjungi Makassar yang dikenal dengan warung kopinya yang berjibun.
Kedatangan saya dan Kompasianer Dzulfikar AlAla pada Jumat tengah malam bukan dalam rangka menghadiri apalagi menggelar kegiatan Kompasiana yang dalam dua bulan terakhir telah menyelenggarakan tiga kegiatan; Kompas Kampus di Unhas, Kompasiana Blogshop bersama JNE di UNM dan Kompasiana Nangkring bersama Bank Indonesia.
Undangan seorang Deputi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Pak Safri Burhanuddin yang membuat kami dapat bermalam di KRI Banda Aceh yang sejak Kamis sore bersandar di Pelabuhan SMakassar dalam rangkaian kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) 2015.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI bekerjasama dengan beberapa kementerian dan TNI AL serta pihak swasta menggelar ENJ yang mengemban misi mempersatukan seluruh wilayah republik ini, mengukuhkan diri sebagai negara kemaritiman dan menyambung silaturahmi dengan masyarakat di pulau terdepan yang kerap merasakan ketidakhadiran negara di kampung halaman mereka sekaligus misi uji coba gagasan tol laut yang selalu diworo-woro Presiden Jokowi.
ENJ melibatkan 89 kapal dalam pelayaran yang akan memakan waktu satu bulan. KRI Banda Aceh, kapal perang produksi dalam negeri menjadi mother ship bagi 86 kapal perintis dan 2 kapal rumah sakit "Doctor Care" yang ikut dalam ENJ.
KRI Banda Aceh memulai perjalanan dari Tanjung Priok Jakarta pada 1 Juni 2015 lalu dan dilepas oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Indroyono Soesilo. Bersama-sama pasukan TNI AL, sekitar 3.000 peserta yang berasal dari berbagai oragnisasi, mahasiswa dan pihak swasta, ENJ melakukan banyak kegiatan seperti penukaran uang yang dilakukan Bank Indonesia, gelaran pasar murah di pulau-pulau terdepan guna menjaga stabilitas harga sembako menjelang Ramadhan dan Lebaran, bakti sosial membersihkan Pantai Losari yang baru saja usai dilaksanakan dan beragam kegiatan lain.
Makassar, Sorong (Papua Barat), Saumlaki (Maluku Ternggara Barat) dan Kupang (Nusa Tenggara Timur) menjadi pelabuhan bersandarnya KRI Banda Aceh selama ENJ berlangsung sebelum diperkirakan kembali ke ibu kota pada 30 Juni 2015. Kunjungan ke pulau-pulau terluar khususnya di wilayah Timur Indonesia dilakukan menggunakan kapal perintis dan kapal kecil yang dimiliki TNI AL.
Peserta Ekspedisi Nusantara Jaya saat berada di kapal cepat milik TNI AL/Dzulfikar
Sebelum menuju Sorong, siang tadi kami dan seluruh peserta ENJ mengunjungi Pulau Kodingareng Keke di Selatan Sulawesi yang penduduknya sebagian besar adalah nelayan.
Saya dan Dzulfikar berkesempatan mengikuti ENJ dengan rute Makassar-Sorong saja mengingat panjangnya waktu berlayar dan singgah di beberapa pelabuhan. Saat saya menulis laporan ini, kami semua yang berada di atas kapal perang yang memiliki daya tempuh terbanyak yang dimiliki TNI AL ini sedang menunggu pelayaran menuju Sorong pada Sabtu (7/6) pagi. Diperkirakan pelayaran dari Makassar menuju Sorong akan memakan waktu 3 hari.
Sesampainya di Sorong nanti, ENJ akan menggelar kegiatan serupa seperti di Makassar; menggelar pasar murah, bakti sosial, dan mengunjungi destinasi unggulan Indonesia, Raja Ampat!