[caption id="attachment_225694" align="aligncenter" width="620" caption="Kota Hongkong dari Sky Terrace, Peak Tower. Hongkong"][/caption] Cuaca cerah dengan warna langit yang kebiruan menyambut hangat kedatangan saya di Hongkong pada pertengahan bulan Oktober lalu. Biasanya Hongkong selalu diselimuti kabut tebal dan angin yang cukup kencang bila kita datang di awal sampai pertengahan tahun. Lalu-lalang moda transportasi modern dan hiruk-pikuk para pekerja dengan mobilitas tinggi menjadi pemandangan sehari-hari di kota “Bruce Lee” ini. Bagi kita yang tidak biasa dengan mobilitas tinggi yang diperlihatkan warga Hongkong, akan sangat mengganggu, karena apa-apa harus cepat. Saat berjalan atau menyeberang jalan saja, langkah kaki harus cepat, jika tidak, jangan marah kalau ditabrak dengan orang yang berada di belakang Anda. Tumbuhnya ratusan bahkan mungkin ribuan gedung-gedung mewah yang menjulang tinggi di kota ini seperti pepohononan di hutan belantara. Hampir tidak ada lahan kosong yang tidak termanfaatkan. Bukit bebatuan pun dijadikan fondasi gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan. Melihat keadaan di sini, saya jadi berpikir, Jakarta yang dibilang sudah padat, nyatanya jauh lebih padat Hongkong. Di Jakarta kita bisa masih menemukan lahan atau tanah kosong. Pemerintah setempat sepertinya sadar, bahwa adanya gedung-gedung tersebut dapat menjadi daya tarik tersendiri dan dapat meraup wisatawan lokal ataupun asing untuk menikmati pemandangan “hutan beton” Hongkong dari ketinggian. The Peak Tower, yang berada di Garden Road, Central, Hong Kong menawarkan itu semua. Mulai dari wisata Trem menuju bukit Peak Tower yang di dalamnya terdapat museum lilin Madame Tussauds, Sky Terrace 428 sampai toko-toko yang menjajakan souvenir khas The Peak dan kota Hongkong ada di sini. Layaknya sebuah mal yang ada di atas bukit. Unik, ya! [caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Terminal Trem Peak Tower, Garden Road, Central, Hongkong/RUL"]
[/caption] Moda transportasi menuju lokasi sangat mudah dan beragam. Kita dapat memilih beberapa moda transportasi sesuai keinginan seperti menggunakan bus, Mass Transit Railway (MTR) atau Big Bus Tour. Saya sendiri memilih menggunakan MTR dari tempat saya menginap di kawasan Tsim Sha Tsui dan memakan waktu sekitar 20 menit untuk sampai di Stasiun MTR Central, lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati taman kota untuk sampai di terminal bawah Peak Tram. Ketika melewati taman kota di dekat Central, saya sempat terkagum-kagum dengan penataan ruang dan fasilitas yang disedikan di taman tersebut. Dengan lahan yang sangat minim, Hongkong mampu membuat taman dengan pesona dan keindahan yang tak kalah baiknya dengan taman yang ada di daerah pegunungan atau tempat wisata. Sesampainya di terminal bawah Peak Tram, saya harus membeli tiket trem seharga 65 dolar Hongkong (HKD) untuk dua kali perjalanan, pergi dan pulang. Pengelola The Peak juga menawarkan alternatif tiket terusan seharga 325 HKD. Tiket terusan itu sudah termasuk tiket Trem, museum lilin Madame Tussauds dan Sky Terrace 428 yang memberikan pengalaman melihat 360 derajat kota Hongkong dari ketinggian di atas bukit. Ada dua Trem yang disediakan, namun apabila kita datang di siang hari, maka harus bersabar untuk mengantri giliran naik Trem. Ketika saya sampai di terminal bawah Trem itu sekitar pukul 10.00, sudah terlihat antrian panjang. Para pengunjung yang mayoritas berasal dari luar Hongkong mungkin memiliki rasa penasaran yang sama seperti saya untuk melihat "hutan beton" dari ketinggian di atas bukit. Namun, jangan khawatir, ketika di dalam antrian, kita bisa melihat sejarah tentang Trem ini yang dapat dijumpai di museum kecil di pintu masuk.
[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Trem ini digunakan pengunjung untuk sampai di bukit Peak Tower, Hongkong/RUL"]
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="598" caption="Di dalam Trem bersama wartawan lainnya dari SCTV & Cosmopolitan/ Dok. Diambil oleh salah satu pengunjung Peak Tower"][/caption] Berikut rincian tiket Trem dan Sky Terrace 428
Tiket Trem
Pulang-Pergi (PP)
Sekali Jalan
Dewasa
HK$ 40
HK$ 28
Anak-anak (3 – 11 tahun)
Lansia (65 tahun ke atas)
HK$ 18
HK$ 11