Lihat ke Halaman Asli

Nurul Layli

Mahasiswa

Pelecehan Seksual oleh Perempuan, Semakin Tercerabutnya Fitrah Keibuan

Diperbarui: 10 Februari 2023   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar diolah penulis

Beberapa hari yang lalu, publik ramai memperbincangkan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang wanita berinisial NT di Rawasari, Alam Barajo, Jambi. Dilansir dari regional.kompas.com, jumlah korban pelecehan seksual mencapai 17 orang anak yang berusia 8 hingga 15 tahun dan kebanyakan korbannya ialah laki-laki.

Pelecehan seksual tersebut dilakukan di kediaman sang pelaku pada beberapa tempat, seperti kamar pribadi, ruangan belakang, kamar mandi, dan ruang tamu. Pelaku juga memiliki rental playstation (PS) di rumahnya. Ketika korban bermain playstation, pelaku menutup rumahnya dan melancarkan aksinya.

Sungguh miris, bagaimana bisa seorang wanita bahkan seorang ibu melakukan hal keji semacam itu terhadap anak-anak? Ibu yang merupakan sosok mulia dan penyayang serta pendidik bagi generasi, bagaimana mungkin tega berbuat demikian?

Jika kita melihat fakta hari ini, kasus pelecehan seksual sebenarnya sudah terjadi berulang kali. Bahkan masih banyak ditemui dan kasusnya bertambah lagi. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada banyak faktor yang menjadikan seseorang melakukan pelecehan seksual, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal.

Faktor internal berasal dari individu itu sendiri. Adanya kasus pelecehan seksual merupakan dampak dari bebasnya pergaulan serta tidak adanya pemahaman tentang pergaulan yang sesuai dengan syariat. Dalam bergaul, seseorang tidak lagi menggunakan batasan yang ada sehingga wajar jika sampai melakukan perbuatan keji.

Faktor lemahnya iman juga menjadikan seseorang sulit dalam mengendalikan hawa nafsunya. Ketika hasrat itu muncul, seseorang tidak mampu menahannya bahkan melampiaskannya tanpa mengenal waktu, tempat dan orang. Sungguh miris kondisi umat muslim bahkan muslimahnya hari ini, yang semakin kehilangan sifat malu serta penjagaan terhadap kehormatannya. Terlebih dalam kasus ini, pelaku adalah seorang ibu. Dan bisa kita saksikan, kurangnya pemahaman akan Islam juga akhirnya mencerabut fitrah keibuan dari seorang wanita.

Selain faktor internal, ada faktor eksternal yang memengaruhi seseorang berbuat pelecehan seksual. Salah satunya adalah bebasnya media informasi hari ini yang banyak mengandung konten pornografi. Bahkan konten semacam itu bebas tayang dan mudah diakses oleh pengguna internet. 

Dengan demikian, wajar jika akhir-akhir ini marak terjadi kasus pelecehan seksual maupun perzinahan. Sebab seseorang yang menyaksikan konten pornografi bisa jadi membuatnya ingin mencoba hal tersebut.

Kontrol dari masyarakat yang lemah juga bisa menjadikan kasus semacam ini semakin marak. Sikap individualis pada masyarakat menjadikan mereka hanya fokus pada urusan masing-masing. Tidak ada aktivitas untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah dari keburukan. Maka wajar banyak kasus yang terjadi dan berhasil diungkap ketika kasus sudah dalam tahap yang parah.

Semua faktor tersebut merupakan imbas dari tatanan kehidupan saat ini yang jauh dari agama. Agama dipisahkan dari kehidupan (sekularisme). Agama hanya digunakan dalam urusan ritual semata, dan diabaikan dalam pengaturan kehidupan. Walhasil, masyarakat tidak lagi hidup berdasarkan aturan syariat. Melainkan hidup dengan asas kebebasan dan menjadikan orientasi hidup hanya untuk meraih manfaat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline