Pada Awal Februari 2020 Virus Covid 19 telah masuk ke Indonesia. COVID -19 sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome (SARS-CoV-2). Covid 19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.
Akibatnya, Pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Besar -- Besaran (PSBB) terhadap Rakyat Indonesia mulai dari anjuran Stay At Home, Work From Home, dan peralihan kegiatan belajar mengajar di sekolah menjadi Study At Home. Selain berdampak pada sektor sosial dan perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan, kebijkan pemerintah ini juga berdampak pada kondisi psikologis rakyat Indonesia.
DASAR PELATIHAN
KKN NON REGULER UNTAG 1945 SURABAYA
Dalam rangka implementasi Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya bidang pengabdian masayarakat dan dalam mendukung program pemerintah khususnya pencegahan penyebaran Covid 19 di era adaptasi kebiasaan baru, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masayarakat (LPPM) mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN yang diadakan di era pandemi sendiri dilakukan sedikit berbeda.
Setiap Mahasiswa UNTAG 1945 Surabaya diharuskan untuk melakukan KKN Mandiri di wilayah domisili masing-masing guna mencegah kegiatan yang mengharuskan pertemuan banyak orang. LPPM sendiri menekankan pada setiap mahasiswa merancang Program KKN berdasarkan issue yang sedang terjadi dan melaksanakannya dengan tetap memberlakukan protokol Covid 19.
Salah satu Mahasiswi Fakultas Psikologi UNTAG 1945 Surabaya menilai Kondisi Psikologi Anak dan Orangtua menjadi salah satu issue yang paling banyak dibicarakan. Karenanya Pelatihan Disiplin Mandiri dan Relaksasi Orangtua menjadi penting untuk di berikan. Program Pelatihan ini dilakukan di salah satu lingkup RT di Desa Ganting, Kecamatan Gedangan Sidoarjo tepatnya di RT 005 RW 002 di Jalan Jatikepuh.
Kondisi Psikologi Anak
Study At Home adalah salah satu kebijakan pemerintah yang mengharuskan semua pelajar dari tingkat SD hingga Mahasiswa melakukan kegiatan belajar dirumah. Study At Home sendiri mengharuskan pelajar menggunakan media smartphone dan internet guna menerima materi, tugas dari guru maupun instrukturnya.
Kegiatan yang membutuhkan fokus terhadap layar smartphone, secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi mata yang lelah hingga kejenuhan. Pelajar diharuskan untuk tetap menerima berbagai materi dan tugas secara individu maupun kelompok. Tidak adanya interaksi secara langsung yang biasanya dilakukan di sekolah, membuat stress tersendiri bagi pelajar terutama yang masih berada di tingkat pra sekolah dan sekolah dasar.
Akibatnya, para pelajar secara tidak langsung melakukan perilaku yang tidak seharusnya / misbehave. Dimulai dari penggunaan smartphone yang berlebihan hingga melupakan pentingnya disiplin diri.
Kondisi Psikologi Orangtua
Orangtua diharuskan menjalani peran ganda di masa pandemi Covid- 19. Disamping menjalankan pekerjaan dari kantor dirumah, orangtua harus mendampingi kegiatan balajar daring anaknya.
Mulai dari memberikan fasilitas smartphone dan internet, orangtua juga harus mendampingi anaknya ketika sekolah daring dimulai, mengontrol penggunaan smarphone anak, mendampingi anak mengerjakan tugas, mengarahkan anak untuk mencari jawaban dari tugas yang diberikan gurunya.
Masalah ini tidak hanya dirasakan oleh orangtua pekerja yang menjalani Work From Home. Orangtua yang sebelumnya hanya melakukan pekerjaan dirumah menunggu anaknya pulang dari sekolah, diharuskan juga menjadi pengganti guru disekolahnya. Peran ganda yang dijalani oleh orangtua, berdampak pada munculnya lelah dan stress. Akibatnya orangtua sering menggunakan emosi negative ketika berkomunikasi dengan anaknya.