Body Shaming dan Dampaknya pada Harga Diri Mahasiswa: Perspektif Dosen Keperawatan UMM
Malang - Di tengah tekanan sosial yang terus berkembang, standar kecantikan yang dianggap ideal sering kali menjadi penyebab utama terjadinya body shaming. Baik laki-laki maupun perempuan dari berbagai usia, kerap menjadi sasaran komentar yang merendahkan karena bentuk tubuh mereka dianggap tidak sesuai dengan standar yang ada. Tindakan seperti ini, yang dikenal sebagai body shaming, memiliki dampak serius terhadap harga diri seseorang, bahkan dapat memengaruhi kesehatan mental mereka secara menyeluruh.
Nur Melizza, salah satu dosen keperawatan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), menyatakan bahwa body shaming sering kali dianggap hal yang sepele oleh sebagian orang. Padahal, komentar-komentar kecil seperti "terlalu gemuk" atau "terlalu kurus" dapat menimbulkan rasa minder dan memengaruhi cara seseorang menghargai dirinya sendiri. “Body shaming itu seperti luka kecil yang terus dibiarkan tanpa pengobatan. Lama-kelamaan, luka itu menjadi besar dan menyakitkan,” ujar Nur Melizza.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dosen UMM, yaitu Nur Melizza, Anita Rahmawati, Muhammad Ari Arfianto, dan Erma Wahyu Mushfafa, ditemukan bahwa ada hubungan yang erat antara body shaming dan harga diri mahasiswa. Penelitian ini melibatkan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UMM dan menunjukkan bahwa sebagian besar korban
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H