Lihat ke Halaman Asli

nurul jule

Pedagang

Terjebak dalam Kata Ikhlas

Diperbarui: 29 Desember 2022   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ikhlas, satu kata yg kerap diberikan oleh mereka penasehat kepada orang-orang dalam situasi sulit. Padahal, saat mereka menjalaninya pasti ga semudah seperti yang didengungkan. 

Kita manusia kerap terjebak kata ikhlas. Lho kok bisa? Coba cek betul ke hati masing-masing, saat berucap ikhlas apakah sudah tercermin dalam perilaku? Saya yakin 100% mereka yang bilang ikhlas hanya sebatas kasihan, capek berlarut-larut dan muak. Seperti saya. 

Ya saya muak dengan perilaku mereka yang merampok uang saya berbalut prosedur hukum. Betapa jahat mereka, memusnahkan keinginan saya memiliki hunian mungil. Saya harus keluarkan budget hingga 200an juta, sedangkan harga sebenarnya 150 jutaan. 

Sebenarnya saya sudah baca taktik mereka, tapi sekali lagi bukti jadi kendala buat saya.  Berbagai pihak tidak membantu saya, menganggap saya tukang fitnah, orang gila. Saya paham, mereka belum berada di posisi saya. Jadi berasumsi seperti itu. 

Pengalaman ditipu oleh developer, mengajarkan saya bahwa harta tidak kekal, artinya anggap saja kerja keras saya memperoleh uang yang disisihkan untuk dibelikan rumah ternyata untuk menafkahi mereka. 

Jika Allah memberikan saya kesempatan menjadi pemimpin, saya pastikan membantu mereka yang mengalami persoalan seperti saya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline