Dalam Pendidikan Islam yang termasuk didalamnya pembelajaran Tahfizul Alquran mempunyai tujuan yang luas dan dalam yang sangat berpengaruh pada kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial yang menghamba kepada khaliknya dengan dijiwai oleh nilai-nilai ajaran Islam. Sejalan dengan (PP. No. 55 Tahun 2007) Pasal 2 Ayat 2 menyebutkan,"Pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati,dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaan ilmu dan teknologi dan seni".
Tujuan ini merupakan cerminan dan realisasi dari sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah Swt., baik secara perseorangan, masyarakat,maupun sebagai umat manusia keseluruhannya. Alquranmerupakan pedoman pokok bagi umat Islam dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dibawa Nabi Muhammad saw., kepada umatnya. Tujuan dari Pembelajaran TahfizulAlquranadalah membentuk insan yang memahami Alqurandan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hariguna menjaga keutuhan dari wahyu Ilahi(Karim, 2008, p. 19).
Kelompok bermain Raudhatul Athfal Al Barokah adalah salah satu lembaga Pendidikan non formal yang ada di desa Tanjung Baru Petai. Kelompok bermain Raudhatul Athfal Al Barokah juga mempunyai program unggulan yakni tahfiz qu'an. Program ini memiliki komitmen dalam mendidik peserta didik mampu menghafal Alquran dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, di samping mengasah kemampuan dalam memiliki kompetensi akademik yang baik.
Setelah mewabahnya Covid-19 di Kota Desa ini sejak pertengahan Maret 2020 sampai dengan beberapa bulan lalu yang membuat segala aktivitas pembelajaran di rumahkan dan berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan sebisa mungkin untuk mempersiapkan proses pembelajaran dengan baik dan tak terluput pula kendala-kendala yang dihadapi dari berbagai pihak sehingga proses pembelajaran tidak berlajan dengan mulus. Hal yang serupa yang dialami oleh Kelompok bermain Raudhatul Athfal Al Barokah. Singkat kata, program tahfiz yang sebelumnya berjalan dengan baik dan target-target hafalan peserta didik tercapai dengan baik, sejak mewabahnya Covid-19 ini ketercapaian target sangat sulit untuk diraih oleh peserta didik karena berbagai problem yang dihadapi dalam prosesnya.
Model evaluasi yang digunakan pada program tahfidz ini adalah model evaluasi CIPP, CIPP merupakan singkatan dari, context evaluation : evaluasi terhadap konteks, input evaluation : evaluasi terhadap masukan, process evaluation : evaluasi terhadap proses, dan product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut itulah yang menjadi komponen evaluasi.
Context Evaluation
Evaluasi konteks merupakan analisa kebutuhan "needs assessment". Pertama kali yang perlu diketahui "apa yang dibutuhkan?" Program tahfiz, timbul pertanyaan baru "apa yang diperlukan peserta didik dalam program tahfiz?" konteks evaluasi nya sejauh amankah ketercapain program tahfiz. Dengan adanya pertanyaan- pertanyaan seperti ini akan mudah untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh program yang hendak diterapkan (Zulherma, 2019). Kemudian evaluasi konteks juga berperan untuk mendata suatu masalah, substansi, serta peluang guna untuk membantu mengambil keputusan yang tepat agar mudah memetakan tujuan dari program yang hendak diterapkan (Pramesti, 2020).
Sehingga evaluasi konteks kali ini bertujuan untuk mengetahui apakah program tahfiz di Kelompok bermain Raudhatul Athfal Al Barokah dengan kebutuhan peserta didik saat ini. Melihat dari segi situasi sebelum pandemik program tahfiz terlaksana dengan baik. Namun, tibanya wabah Covid-19 ada banyak permasalahan yang terjadi serta cukup banyak kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan baik pihak sekolah, guru, orang tua siswa selama prosesnya sehingga menimbulkan permasalahan baru dalam pelaksanaan program ini.
Input Evaluation
Evaluasi masukan difokuskan untuk memberikan pertimbangan terhadap keberhasilan program yang sedang dilaksanakan (Sangadji, 2014). Selain memberikan petimbangan terhadap keberhasilan suatu program segi lain juga berfungsi sebagai melaksanakan perubahan-perubahan yang mungkin dibutuhkan. Evaluasi masuk adalah mencari hambatan serta potensi sumber daya yang tersedia. Tujuan utama evaluasi input adalah membantu klien mengkaji alternatif yang berkenaan dengan kebuthuan program, serta membantu klien dalam menghindari inovasi yang sia-sia dan sekiranya akan gagal dalam membantu kebutuhan dari program tersebut (Mahmudi, 2011). Sejalan dengan jurnal yang dibuat oleh Syahrir dkk., mengatakan evaluasi input berfungsi sebagai mengidentifikasi program ekternal serta material dalm pengumpulan informasi yang terdapat pada dimensi (Syahrir dkk., 2021).
adalah "what should be done"? Perencanaan apa saja yang harus dikerjakan oleh Kelompok bermain Raudhatul Athfal Al Barokah terkait dengan program tahfiz? Bagaimana bentuk kerja sama pihak sekolah dengan orang tua?