Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Seseorang Menjadi Gay

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertanyaan di atas tentunya membuat kita berpikir, mengapa seseorang (pria tulen menjadi gay). Padahal para pria gay ini memiliki istri dan juga mereka memiliki anak (bagi yang berkeluarga). Kehidupan mereka juga terlihat normal (pria gay kebanyakan bertubuh bagus, tampan, bahkan terlihat sangat macho). Saya tertarik untuk menulis artikel ini karena saya melihat ada sesuatu yang memang membuat kita menjadi merenung.

Saya mencoba memperhatikan komunitas mereka dan pada saat itu yang ada di benak saya adalah pertanyaan mengapa menjadi demikian?. Suatu ketika saya bertemu dengan seorang phsykolog dan saya bertanya. Ternyata jawabannya adalah karena beberapa sebab,berdasarkan hasil riset dan wawancara ada beberapa faktor:

Kurangnya kasih sayang dalam keluarga (terutama kasih sayang seorang ayah). Ia mengalami rasa kehilangan tentang sosok seorang ayah.

Karena trauma tinggi disakiti wanita (dihianati, dilecehkan, dikecewakan hati dan perasaannya dengan teramat sangat, jika sudah berkeluarga istri terlalu dominan).

Kesepian, tidak memiliki teman/dikucilkan karena sebab-sebab tertentu.

Terbawa karena hubungan pertemanan (berteman/berjumpa kaum gay)

Merupakan gaya hidup dari rung lingkup yang ada.

Dari semua hal/sebab di atas, yang menarik adalah mereka memiliki perasaan yang peka, bahkan memiliki perasaan yang halus, lembut/ romantis, dan solidaritas yang tinggi terhadap teman-temannya. Gay juga memiliki komunitas dan strata sosial dari kelas bawah, menengah, dan kelas atas. Bahkan mereka memiliki jaringan bisnis yang biasanya di kelola antar teman. Mereka pun adalah orang-orang yang memiliki karir bagus serta berwawasan luas.

Terhadap wanita mereka juga dapat dijadikan teman untuk ngobrol atau pun curhat. Tak jarang pula mereka lebih memahami perasaan wanita. Hubungan pertemanan pun seringkali berlanjut menjadi hubungan kekasih (tertentu). Pada sesama kaum, jalinan cinta yang mereka rajut pun penuh dengan kisah cinta yang mesra/layaknya pria dan wanita berpacaran.

Dalam pandangan masyarakat kita, kaum gay tak ubahnya menjadi sorotan dan tatapan tak sedap (seperti kaum waria). Salah siapa semua terjadi? tentunya mereka pun tidak menghendaki hal itu terjadi pada diri mereka. Berusaha sembuh pun butuh waktu dan dukungan (tidak semudah membalik telapak tangan). Mereka sadar bahwa kehidupan dan apa yang mereka jalani memang demikian adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline