Tepat ketika pergantian antara waktu pagi dan siang, perut sudah mulai berbunyi kelaparan karna memang sejak pagi belum sebutir nasipun tertelan. Saya berjalan -- jalan melihat stan -- stan yang sudah berjaja rapi di Jl. Gajahmada Tengah Balai Kota dan gedung DPRD, tentu saja stan makanan adalah stan yang sangat memikat di jam makan siang seperti itu. stan -- stan tersebut adalah para UKM yang ikut serta dalam acara Pasar Raya yang digelar oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang yang bekerjasama dengan komunitas blogger Malang selama dua hari mulai Sabtu - Minggu yaitu tanggal 16 -- 17 Desember 2017. Sedikitnya terdapat sekiar 135 UKM yang ikut serta dalam acara tersebut mulai dari stan kuliner, stan mainan anak, stan kesehatan, stan buku bekas dan stan kerajinan.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) juga menggelar seminar Nasional di gedung DPRD kota Malang yang bertema "Sinergi Membangun Negeri Bersama Ekonomi Komunitas Semut Dalam Menghadapi Globalisasi". Ketua Baznas Kota Malang Dr. Fauzan Zenrif mengatakan seminar tersebut sebagai upaya untuk menghadapi era globalisasi. Dalam kegiatan itu nantinya akan dibahas car meningkatkan kualitas produk unggulan dalam berkompetisi, supaya tetap eksis. "Standarisasi, desain terbaru, maupun kualitas produk, adalah satu kewajiban yang harus dijaga dan dipertahankan oleh pelaku UMKM agar bisa diterima di pasar global dengan baik," ujarnya
Setelah saya berkeliling dari ujung ke ujung akhirnya saya berdiri tepat di depan stan makanan kesukaan saya, yaitu telur asin. Sejak awal saya memasuki pintu masuk Pasar Raya saya sudah meliriknya karna telurnya yang terliha masir dan lezat. Telur asin ini adalah salah satu UKM dari sekitar 135 UKM yang berparisipasi pada acara yang digelar BAZNAS tersebut. Telur asin ini ternyata sudah mulai popular di kota Malang yaiu telor asin SAE. Telor asin SAE merupakan produk home industry yang berada di Jl.Gadang Gg 21c nomer 17 Rt 06 Rw 04 Kelurahan gadang Kecamatan Sukun Malang milik Bapak Sugeng Suryanto. Sudah sekitar 20 tahun usaha telur asin ini dirintis oleh Bapak sugeng Suryanto bersama keluarganya.
Hampir setiap hari Pak sugeng memproduksi telur asin SAE bersama istri, anak dan satu pegawai. Jumlah telur yang diproduksi dapat mencapai 3000 butir setiap minggunya. Telur -- telur bebek tersebut dipasok dari para peternak -- peternak bebek dari daerah dampit, turen, wajak dan sekitarnya. Pembuatan Telor Asin ini menggunakan batu bata merah yang dikombinasikan dengan garam dan air. Telur asin SAE memiliki dua varian yaitu telur asin biasa dan telur asin yang sangat asin hingga masir. Dengan mempertimbangkan kualitas, telur yang retak walau sedikit ketika pengasinan sudah termasuk produk yang gagal dan tidak akan dipasarkan, telur -- telur yang gagal tersebut nantinya akan diolah kembali menjadi olahan yang lain yaitu botok telur asin.
Selain telur asin, Pak Sugeng juga memproduksi botok telur asin. Botok telur asin hanya dipasarkan ketika hari minggu di pasar minggu. Setiap minggunya pak sugeng memproduksi sekitar 400 -- 450 bungkus botok telur asin. Botok telur asin ini di olah dengan tambahan tahu dan tempe pada umumnya dengan membiarkan kuning telur asin secara utuh di dalam daun pisang. Berbeda dengan telur asin SAE yang dijual sehargga Rp 2500 per butir, botok telur asin ini dijual seharga Rp 3500 per bungkus.
Usaha ini berkembang atas kerja keras pak sugeng dan keluarga. Putra pak sugeng adalah seorang mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi negeri di Malang, dia bercerita bahwa biasanya harus berbagi tugas untuk memasarkan telur asinnya. Telur asin SAE dipasarkan di dua tempat yang berbeda yaitu pasar mingu dan pasar lapangan rampal. Sedangkan Qholil putra Pak Sugeng bertugas menjaga Stan di Pasar Lapangan Rampal. Dari dua tempat tersebut banyak chatering -- chatering yang mulai mengenal telur asin milik Pak Sugeng dan menjadi pembeli setia telur asin SAE. Tidak hanya di dunia nyata, telur asin SAE juga dipasarkan di dunia maya seperti blogger agar lebih dikenal oleh para masyarakat. Juga terdapat jasa layanan antar dalam kota dengan minimum pembelian 100 butir tanpa biaya tambahan alias gratis ongkir (ongkos kirim).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H