Bapak tua berpakaian lusuh. Terseok menarik gerobah sampah. Semangatnya tak pernah luruh. Meski peluh jatuh dan membasahi tubuh. Tak masalah. Begitulah lakon yang harus dijalaninya.
Terik mentari tak menghalangi. Perjuanganmu dan niat suci. Turut menjaga kebersihan bumi. Biar kadang banyak yang tak peduli. Tapi jasamu sungguh tak ternilai.
Bapak penarik gerobak sampah. Kaki dan tubuhmu tetap kuat dengan beban berlimpah. Di rumah anak istrimu menanti penuh harap. Untuk sesuap nasi pengobat lapar. Penumbuh senyum lebar manakala derap rodamu terdengar. "Horee....Bapak pulang !", seru mereka dengan mata berbinar. Hilang sudah letih lelah menguar.
Bapak penarik gerobak sampah. Tahukah, ada genangan air tertahan setiap menatapmu ? Ada rasa haru yang tak terungkapkan. Ada untaian doa yang tak terucapkan. Dari hati terdalam, semoga susah sulitmu terentaskan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H