Lihat ke Halaman Asli

Nurulis

We'll make it through

25 Tahun, Sudah Waktunya Berpikir Dewasa

Diperbarui: 11 Mei 2021   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay.com

Usia seseorang hanyalah sekedar angka. Iya,  angka yang tidak bisa dijadikan patokan  untuk menentukan  kedewasaan seseorang.

Kadang ada orang sudah berusia 40 tahun plus,  tapi pemikirannya belum bisa dewasa.  Masih seperti kanak-kanak.  

Terlalu menuruti egonya,  emosinya, tingkah lakunya tidak mencerminkan sikap dewasa sama sekali.  

Tapi kadang ada juga orang yang masih usia 20 tahun plus tapi pemikirannya sudah dewasa. Istilahnya bisa ngemong, ngayomi dan bersikap layaknya seorang tua yang bijaksana.  

Kedewasaan pikiran seseorang bisa dibentuk dari pendidikan terutama pendidikan beragama, pengalaman hidup, perjuangan dan kerja keras,  juga pergaulan lingkungan yang sesuai tentunya.  

Usia 25 tahun ?  Usia yang yang bisa dikatakan tidak muda lagi,  tapi juga belum bisa dibilang tua.

Pada usia 25 tahun di desa dianggap usia sudah matang, usia pantas menikah kalau boleh dibilang lebih dari pantas.   

Bahkan di desa - desa umur segitu sudah mempunyai dua atau tiga anak.  

Usia 25 tahun di desa bisa dianggap sebagai "perawan tua" atau "perjaka tua" kalau belum menikah. Sehingga di desa banyak sekali laki-laki atau perempuan menikah di usia muda.   

Hal itu terjadi karena kesadaran tentang belajar masih kurang,  selain itu terbentur juga dengan biaya pendidikan.  

Kebanyakan orang di desa memang tidak mengenyam pendidikan tinggi.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline