Lihat ke Halaman Asli

Nurulis

We'll make it through

Mulut Pedas

Diperbarui: 21 Maret 2021   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Minggu pagi itu, ibu-ibu rempong lagi bejubel di depan rumah bu RT menanti penjual sayur keliling.  

Rumah Bu RT memang dijadikan pangkalan para penjual sayur keliling. Tiap penjual sayur selalu berhenti di sana untuk menunggu pelanggan.

Bu Minah seorang perempuan paruh baya terkaya di desa itu.  Dia selalu membuat orang keki dengan mulutnya.  Bicaranya nggak pernah di kontrol, nyeplos seenaknya sendiri.  

"Bu Darmo mau beli apa? ", tanya bu Minah pada bu Darmo,  istrinya Pak Darmo. 

Pak Darmo dan Bu Darmo adalah pasangan miskin.  Mereka menikah saat usia mereka tidak muda lagi,  sampai sekarang mereka juga belum punya anak.  

"Beli sayur kangkung, Bu ", jawab Bu Darmo.  

"Tiap hari kangkung terus apa nggak bosen tuh,  Pak Darmo ?" Bu Minah melengos sinis. 

"Tapi kalo mau beli ikan mana punya uang?  orang susah gitu pasti nggak mampu beli ikan ", lanjut perempuan paruh baya itu.  

Bu Darmo hanya diam. Hal itu malah memancing Bu Minah untuk mengejeknya. 

"Berapa lama kalian nikah, kok belum punya anak sih? ", tanya Bu Minah lagi.  

"Dua tahun, Bu. Ya namanya blom rejeki Bu, mana bisa dipaksa ", sahut Bu Darmo. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline