Lihat ke Halaman Asli

European Monetary System: Sejarah, Tujuan, Kondisi Saat Ini dan Keterkaitannya dengan Wacana Mata Uang Tunggal ASEAN

Diperbarui: 11 Maret 2024   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

European Monetary System (EMS) dibentuk pada tahun 1979 oleh negara-negara Eropa yang ingin mengurangi kemungkinan krisis mata uang dan mengurangi kemungkinan kurs tukar yang berubah-ubah, untuk menciptakan kesatuan mata uang dan mengatur kurs tukar antar negara-negara Eropa. EMS dapat dilihat sebagai salah satu langkah awal dalam proses integrasi ekonomi dan keuangan di Eropa, yang menyebabkan kemajuan dalam koordinasi politik moneter dan konsolidasi mata uang.

Tujuan utama EMS adalah untuk mencapai stabilitas nilai tukar, mendorong konvergensi ekonomi diantara negara-negara anggota, dan menciptakan kerangka kerja untuk pembentukan Uni Ekonomi dan Moneter Eropa. Dengan tujuan tujuan tersebut akan mendorong lingkungan ekonomi Eropa yang lebih terintegritas dan stabil.

EMS bergantung pada ECU dan mekanisme nilai tukar yang ada saat itu, nilai tukar hanya diizinkan untuk menyimpang dalam kisaran tertentu dari titik pusat tetap yang ditentukan oleh ECU. Dalam EMS, fluktuasi nilai tukar mata uang negara anggota dibatasi hingga 2,25% dari titik pusat tetap yang ditentukan oleh masyarakat Ekonomi Eropa.

Krisis baru bagi EMS muncul pada awal tahun 1990 an. Kondisi ekonomi dan politik yang berbeda dari negara-negara anggota, terutama penyatuan kembali Jerman, menyebabkan Inggris secara permanen menarik diri dari EMS pada tahun 1992. Penarikan diri Inggris menjadi pertanda desakan Inggris untuk merdeka dari benua Eropa. Inggris menolak bergabung dengan zona euro, bersama dengan swedia dan Denmark.

Sebagai salah satu wacana pembentukan mata uang tunggal milik ASEAN, EMS dapat menjadi berguna. ASEAN, yang merupakan sebuah kelompok negara yang terkemuka di Asia, sedang mencoba untuk menggabungkan mata uang mereka untuk membentuk mata uang tunggal yang dikenal sebagai ASEAN Currency Unit (ACU). ACU akan memungkinkan para pemerintah di ASEAN untuk mengatur nilai mata uang mereka sendiri secara koordinatif, seperti yang dilakukan EMS.

Pembentukan mata uang tunggal ASEAN memungkinkan negara-negara ASEAN untuk membentuk kawasan mata uang tunggal yang dapat melindungi mata uang mereka terhadap serangan spekulasi pasar keuangan. Pembentukan mata uang tunggal ASEAN akan menjadi sarana hubungan moneter Internasional yang sangat signifikan dan akan membantu meningkatkan posisi ASEAN di dunia ekonomi.

EMS dapat membantu ASEAN dalam mengatasi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi saat menggabungkan mata uang mereka. Contoh, EMS telah memungkinkan Eropa untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul saat mata uang mereka ditemukan dalam kondisi yang tidak stabil. ASEAN dapat mengembangkan sistem yang sama untuk membantu mereka dalam mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi saat mereka menggabungkan mata uang mereka untuk membentuk ACU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline