Lihat ke Halaman Asli

Nurulia Prahasti

Mahasiswa Universitas Airlangga

Analisis Resensi Buku Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan

Diperbarui: 13 Mei 2023   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Suatu sore di Kota Halimunda, seorang perempuan bernama Dewi Ayu bangkit dari kuburannya setelah dua puluh satu tahun meninggal. Kuburan itu bergoyang, tanahnya retak dan berhamburan seperti ditiup dari bawah, timbul badai dan gempa kecil, rumput dan nisan melayang ke udara, dan di balik tanah yang berjatuhan seperti hujan itu muncul sosok perempuan tua berdiri dengan sikap jengkel yang kikuk.

Perempuan tersebut bangkit dengan kain kafan yang membalutnya seperti baru meninggal kemarin. Kebangkitannya menimbulkan kegaduhan di masyarakat sekitar kuburan yang melihatnya. Banyak orang yang lari, terjatuh, dan berteriak.

Dewi Ayu yang melihatnya hanya batuk-batuk dan terkejut melihat dirinya ada di tengah kuburan. Ia juga mengomel sendiri entah pada siapa. Sebab, bagi Dewi Ayu, ada sekelompok orang yang berbuat jahat kepadanya dengan menguburnya hidup-hidup.

Dewi Ayu adalah seorang wanita berusia 51 tahun ketika ia meninggal, kini tidak tahu bagaimana cara untuk menghitung usianya. Dewi Ayu dulunya adalah seorang pelacur yang memiliki rupa sangat cantik, pelacur yang paling dicari-cari para tentara Jepang dan Belanda sejak masa perang.

Dewi Ayu meninggal setelah 12 hari melahirkan anak keempatnya, hasil dari pekerjaan yang dilakukannya. Memori terakhirnya itu membuatnya langsung bergerak mencari bayinya, yang tentunya pada saat itu bukan lagi bayi. Bayi itu diberi nama Cantik, bertolak belakang dengan rupanya yang mengerikan bagi orang-orang yang melihatnya. Kulitnya hitam legam, dan hidungnya nampak seperti colokan listrik.

Tidak seperti ketiga anaknya yang lain, walaupun ia tidak mengetahui sosok ayah semua anaknya, Dewi Ayu tidak menginginkan anak keempatnya itu untuk hidup. Dewi Ayu kemudian mencoba berbagai cara untuk dapat membunuh kandungannya itu.

Fisik buruk Cantik mungkin adalah akibat dari minum 5 butir parasetamol pemberian mantri dengan satu botol soda. Mungkin juga karena tertusuk oleh tongkat kayu kecil yang dimasukkan ke dalam perut, yang membuat ibunya itu pendarahan selama 2 hari.

Mungkin juga itu adalah akibat dari 4 cara lain dalam rangka percobaan membunuh Cantik dalam kandungan, atau mungkin memang alami begitu gen dari keturunannya, yang tidak bisa diketahui siapa sosok ayahnya itu.

Terlepas dari percobaan untuk menggugurkan kandungannya yang semua hasilnya sia-sia, Dewi Ayu mempelajari bahwa bayi itu adalah seorang petarung sejati. Bayi itu ingin memenangkan pertarungan yang tak pernah dimenangkan oleh ibunya. Maka itu, Dewi Ayu akhirnya membiarkan bayi itu membesar dan lahir.

Kecantikan Dewi Ayu memang adalah sebuah malapetaka yang menimbulkan kutukan baginya, dan bagi anak-anaknya. Selain menjadikannya seorang pelacur, kutukan lainnya yaitu semua anak perempuan yang dilahirkan Dewi Ayu akan mengalami patah hati tiada henti.

Meski ketiga anak perempuannya memiliki rupa yang cantik, itu tidak menjadikan mereka kebal akan kutukan tersebut. Alamanda, anak pertama Dewi Ayu dipaksa untuk menikah dengan seorang Jenderal yang tidak pernah ia cintai. Sebab, Alamanda hanya mencintai seorang lelaki bernama Kamerad Kliwon yang merupakan seorang komunis sejati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline