Kita kerap kali melihat pemandangan sungai,
sungai yang kerap membuatmu terpaku dan acap untuk menjamaahnya.
Bedanya aku tak begitu suka sungai,
aku tak begitu suka dengan renang, aku hanya suka kamu.
Sesekali aku tertawa, mengawasimu, bukan sungainya.
Aku lupa menikmati pemandangan yang alam suguhkan.
Aku terlalu fokus untuk menjagamu, agar saat kau berenang dengan lihainya dan memastikan tidak terjadi apa-apa.
Kita tidak berdua dan aku lupa bahwa dirimu sangat berharga tidak hanya dimataku.
Saat ini aku ke sungai, berusaha menikmati alam, yang terlihat damai tapi nyatanya tak begitu menenangkan.
Kepalaku bising dengan kata yang bermunculan; sungainya nampak berlapis tiga, dipermukaan nampak pedih dengan kenyataan, tengahnya harapan yang kadang-kadang terbawa arus yang kerap buntu dan dasarnya yang masih deras ke hulu; luka itu.
Kita pada akhirnya saling menyimpulkan "luka kita belum sembuh, luka baru nampak subur, semakin berumur semakin tumbuh".
Sepertinya aku masih tidak menyukai sungai,
ada kamu dan tanpa kamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H