[caption id="attachment_374523" align="aligncenter" width="560" caption="Dokumen Pribadi"][/caption]
SERU, INFORMATIF dan KENYANG, itu komentar saya sehabis mengikuti acara kopdar #KulinerIndonesiaku di Warung Tekko, Sunter Icon - Jakarta Utara. Acara ini diselenggarakan oleh @Warisankuliner, sebuah brand kecap ternama, Bango.
Disana hadir seorang foodbogger dan pakar kuliner Indonesia, mas Arie Parikesit yang berbagi kisah serta pengalamannya menjelajah kuliner Indonesia di 120 kota di Indonesia. Selama menjelajah nusantara, Arie Parikesit menemukan ragam kuliner unik dan langka yang jarang dietahui khalayak, semisal di daerah Halmahera yang karena saking melimpahnya buah sirsak, penduduk lokal mengkonsumsi sirsak sebagai pengganti nasi. Lalu penduduk Makassar yang terbiasa memakan telor mentah sebagai campuran sop. Dan yang tak kalah ekstrem adalah penduduk Gunung Kidul yang mengolah aneka cemilan dengan bahan dasar serangga. Itu semua bukti bahwa negeri kita kaya akan keanekaragaman kuliner nya, dari kuliner unik hingga kuliner akstrem.
[caption id="attachment_374524" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumen Pribadi"]
[/caption]
Memang, belum ada studi yang mengatakan secara pasti berapa jumlah masakan khas daerah di Indonesia, namun yang jelas Indonesia menempati rangking kedua di dunia setelah Brazil (Keren kan?!). kekhasan dan keanekaragaman kuliner kita tidak bisa di sejejarkan dengan kuliner antar negara saja, tapi sudah sejajar dengan tingkat benua, semisal Eropa. Wajar sih memang, karena dari 33 provinsi saja, masing-masing memiliki ratusan jenis kuliner khas dengan aneka rasa dan resep warisan leluhur.
Kita sebagai "ahli waris" hendaknya bisa menjaga dan memelihara "pusaka" kuliner nusantara agar tetap bisa bertahan dan menjadi kebanggaan serta keanekaragaman hayati negeri tercinta, ujar mas Arie disela sela acara. Saat ini kuliner Indonesia terancam punah sebab gempuran makanan asing yang sudah menjajah lidah orang Indonesia, terutama di kota kota besar, seperti Jakarta. Kadang kita merasa bangga ketika menyantap sushi dan hotdog di restoran siap saji, tapi malu mengakui jika habis makan sayur asem dan soto di Warteg.
Dalam rangka menjaga kelestarian masakan nusantara, mas Arie punya resep khusus. Menurutnya, mengenal dan mempublikasikannya tidaklah cukup, namun harus diiringi dengan menjaga dan mempertahankan history nya. Karena bicara kuliner lokal tidak hanya rasa, tapi akan lebih punya dayatarik jika memiliki history. Orang akan begitu menikmati pecel jika sajiannya diatas daun pisang, orang akan begitu menikmati makan gudek jika makan sambil lesehan dan mendengarkan campursari dengan iringan musik ukelele.
Mas Arie mengambil contoh kota Paris yang terkenal dengan sebutan kota romantis, padahal pada kenyataannya waktu saya (belum) kesana, Paris sangat tidak rimatis acan. Penduduknya yang kurang disiplin, pencopet dan penjambret banyak berkeliaran, dan tata kelola sampah ditengah kota yang masih jauh dari kata "bersih". Namun karena penduduk Paris bisa menjaga history, dunia tetap menobatkan Paris sebagai kota ter romantis. Bahkan di sebuah kota di China membuat menara Eifel (palsu) di tengah kota dengan bentuk yang amat mirip dilengkapi dengan lingkungan yang super nyaman, demi untuk merebut gelar kota romantis, namun tetap saja julukan kota romatis tetap ada di Paris. buktinya Syahrini saja bangga banget bisa mengunjungi Paris dan bikin video klip "I'am feel free" *ah, lupakan!, yang ini nggak bermutu*.
Dalam rangka mempopulerkan kuliner khas Indonesia, @WarisanKuliner dengan produknya "Kecap Bango" gencar melakukan roadshow ke daerah dan kota besar di Indonesia dalam rangka kampanye wisata kuliner. Sebagai pelengkap promosi wisata kulinernya, Bango meluncurkan aplikasi berbasis android untuk membantu para pecinta kuliner Indonesia menemukan lokasi kuliner khas lokal. Dengan aplikasi tersebut, pengguna android yang kebetulan sedang singgah di daerah tertentu dan ingin menyantap kuliner khas, tinggal membuka smartphone dan searching lokasi nya, disertai dengan review cita rasa masakannya. Dengan cara begitu akan mempermudah orang untuk menikmati kuliner nusantara khas lokal. Adapun aplikasinya bisa download DISINI.
[caption id="attachment_374525" align="aligncenter" width="300" caption="http://www.bango.co.id/app/"]
[/caption]
Lalu sebagai blogger, apa peran kita untuk menjaga warisan leluhur tersebut?. Pertanyaanku meski tanpa dilontarkan, mas Arie langsung menjelaskan, caranya mudah, kita disarankan untuk rajin mengisi konten yang ada di aplikasi tersebut. Update informasi segala jenis kuliner yang kita santap, baik cerita mengenai rasa, kesan memakan nya, atau upload foto wujud makanan nya, dan yang terpenting adalah history nya.