[caption id="attachment_348830" align="aligncenter" width="300" caption="WarunKomando Tebet"][/caption]
"Lupa waktu", mungkin itu kesan saya waktu mengunjungi WarunKomando (bukan Warung Komando) hari sabtu lalu (18/10/2014) yang berlokasi di Jl. Saharjo no. 1 bilangan Tebet Jakarta Selatan. Warung bergaya restoran milik pelawak kondang dan sekaligus anggota DPR Eko Patrio ini tergolong nyentrik, unik dan ada juga sentuhan etniknya.
Begitu tiba di lokasi, di depan bangunan utama parkirannya lumayan luas, terlihat bangunannya didominasi warna putih tulang dengan tembok tanpa plester, mirip sekali dengan bangunan museum di kota tua. Sementara di depan pintu masuk terdapat dua gerobak sate yang memberi kesan Indonesia banget.
Saat memasukinya, saya sangat terkesan dengan interior nya yang full jadul. Dari mulai foto foto yang di pajang, motor bebek BMW, alat alat rumah tangga yang berada dibalik lemari etalase, dan lampu ruangan semuanya bernuansa tempo doeloe. Bahkan di balik tangga menuju lantai dua pun tak luput dari sentuhan klasik, yaitu dimanfaatkan untuk memajang kaset kaset jadul era 80 an.Yang paling mengesankan buat saya yaitu kalender sobek yang di pajang di sebalah meja kasir, angka kalender menunjuk tahun 1948. Nuansa unik lainnya adalah seluruh crew warung komando berseragam loreng, mirip anggota TNI seksi dapur umum. Kabarnya si empunya warung sebelum menjadi artis kondang seperti sekarang, doi pernah terobsesi untuk menjadi seorang tentara ABRI, namun kandas di tengah jalan. Nah untuk megenangnya, dibuatlah warung bernuansa klasik dan berbau militer ini yang di beri nama WarunKomando.
[caption id="attachment_348831" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandangan Klasik dan Jadul"]
[/caption]
Selain interior dan bentuk fisik bangunan, menu makanan di WarunKomando juga memiliki nama yang unik dan berbau militer, ada tahu bom, bebek mercon, gurame terbang F16, gurame ranjau laut, blu sky punch, dan puluhan menu makanan lainnya yang tak kalah unik.
Karena penggemar daging dagingan, sayapun mulai menginventarisir olahan iga yang ada di warung ini, dan hasilnya lumayan, dari daging bagian iga, warung ini bisa mengolah menjadi 6 macam menu iga. Yaitu iga penyet, iga bakar, iga goreng, iga rica rica, iga sambal ijo, dan iga lada hitam, serta satu lagi olahan sayur campuran iga kesukaan saya, yakni sop iga.
Selain penggemar daging, saya juga penggemar makanan pedas, makanya saya memilih iga sambal ijo dan iga lada hitam untuk santap siang kali ini. Kenapa saya memilih kedua menu yang sama sama pedas ini? Alasannya cukup simpel, keduanya memiliki rasa pedas dengan dua rempah berbeda, yang pertama pedas cabe dan kedua pedas merica atau lada.
[caption id="attachment_348834" align="aligncenter" width="300" caption="Aneka Olahan Iga"]
[/caption]
Ternyata iga sambal ijo rasanya lebih cetar dibanding iga lada yang dikasih sedikit sentuhan manis gula merah. Menurut saya iga sambal ijo cocok buat orang yang suka ngantuk kalo siang hari, sebab begitu makan iga sambal ijo, ngantuknya dijamin ilang karena kepedasan he he. Kalo tekstur dagingnya, kedua jenis olahan iga ini sama sama empuk dan tidak membuat nyelilit di gigi.
Diam diam saya juga megambil sepotong iga penyet dan iga rica rica sebagai variasi dan sensasi lidah. Iga penyet memiliki sensasi tradisional dan iga rica rica memiliki rasa sebaliknya, bernuansa modern, lengkap dengan sayuran sawi dan irisan bawang bombay, keduanya sama sama berdaging lembut. Saya curiga ini daging iganya di rebus semalam suntuk kali yaah... (*sambil nonton wayang golek).