Tradisi bazar dan bagi-bagi takzil di bulan suci Ramadhan terkadang menimbulkan masalah dalam kebersihan lingkungan. Penggunaan bungkus makanan dan minuman yang eksesif menjadi salah satu pemicu masalah lingkungan yang jika dibiarkan akan menimbulkan masalah yang sangat serius.
Penumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik pasti akan mengganggu kesehatan masyarakat, bukan semata sebab baunya, tetapi juga sebab bakteri dan penyakit yang ditimbulkannya.
Kita semua tahu bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan ini, institusi pendidikan memiliki peranan yang sentral.
Kampus Universiti Teknologi Malaysia (UTM) memiliki program keberlanjutan bidang kebersihan lingkungan. Di bulan suci Ramadhan ini, "Green Ramadhan" adalah salah satu program untuk terus menghimbau seluruh warga kampus peduli terhadap pengelolaan sampah, khususnya plastik.
Poster "Green Ramadhan" di Kampus UTM. Foto: facebook.com/UTMCampusSustainability
Melalui program "Green Ramadhan", terdapat 3 poin yang perlu digalakkan selama bulan suci ini untuk menghindari penggunaan plastik.
Satu, kita dianjurkan untuk membawa tas non-plastik sendiri sebagai wadah makanan atau minuman yang kita beli di bazar atau takjil yang kita dapatkan dari masjid.
Dua, jika kita berperan dalam kegiatan bagi-bagi takjil, hindari penggunaan wadah plastik. Tiga, kita dianjurkan membawa wadah makanan atau minuman sendiri ke tempat-tempat pembagian iftar atau sahur.
Itulah tiga langkah yang dianjurkan dalam program "Green Ramadhan" untuk kita senantiasa menjaga Bumi tetap hijau.
Satu lagi, kampus UTM juga menyediakan tempat tersendiri untuk kita meletakkan sampah yang berpotensi membahayakan lingkungan, seperti sampah kertas, plastik, kaca, bahan logam, dan limbah elektronik. Dengan meletakkan sampah-sampah tersebut di "Sangkar Bahan Kitar Semula" atau Recycle Waste Cage atau Tempat Sampah Daur Ulang ini kita ikut berkontribusi menjadikan lingkungan kita semakin hijau.