Lihat ke Halaman Asli

“Thinking or not”

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Berfikirlah, karena dengan berfikir anda akan menjadi lebih bijaksana” setuju atau tidak begitulah sebuah ungkapan yang seringkali saya dengar, mungkin menurut anda kalimat ini juga sudah sangat fenomenal ditelinga anda saat ini, atau mungkin beberapa diantara anda tidak setuju dengan ungkapan tersebut, yups,,,,,aggre or disagree that’s your choice semua itu tergantung anda, tapi kalau boleh berpendapat saya setuju-setuju saja dengan ungkapan tersebut. Karena dengan befikir menurut saya manusia akan melibatkan proses kognisi dalam dirinya dengan cara menggali pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya serta merepresikanya  dalam sebuah konsep .
Pembentukan konsep akan mengarah pada bagaimana seseorang menggabungkan pengetahuan tentang karakteristik suatu hal dengan mengidentifikasi ciri-cirinya secara langsung, sehingga berfikir merupakan salah satu aktivitas mutlak yang tidak akan lepas dari kehidupan manusia, sepertihalnya ketika anda akan melakukan suatu aktivitas dalam keseharian anda, maka semata-mata aktivitas tersebut adalah produk dari berfikir. Sehingga dengan berfikir secara otomatis mnausia akan melibatkan komponen dari otak yang kemudian akan berujung pada sebuah pemecahan masalah.
Pada dasarnya otak manusia terdiri atas pusat analisa dan pusat emosi . Sehingga berfikir terkadang dapat mengarahkan manusia pada salah satu diantara kedua komponen atau bahkan mengarahkan manusia pada kedua komponen tersebut. Misalkan kita menganalisa dalam sebuah kasus tentang seseorang yang mendapatkan masalah, dalam kasus ini emosi dalam hipotalamus serta merta akan selalu mengiringi manusia dalam menyikapi sebuah masalah. Adakalanya seseorang hanya memfokuskan fikiranya terhadap bagaimana cara memecahkan dan mengatasi sebuah masalah, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan disisi lain seseorang akan lebih mengedepankan reaksi protes atau emosinya terhadap masalah yang dihadapi.
Dalam kasus seseorang yang hanya mengedepankan emosinya, maka dapat kita ketahui bahwa seseorang akan merasa kecewa secara terus menerus tanpa mengatasi maslah, sedangkan orang yang memfokuskan diri pada masalah yang dihadapi akan memikirkan bagaimana tindakan yang harus dilakukan seseorang itu dalam memecahkan masalah, tentu saja hal individu yang lebih mengedepankan dalam mengatasi masalahanya akan membuatnya menjadi berfikir dewasa dan bijaksana, karena individu telah mampu memecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu tidak dapat dipungkiri berfikir merupakan tindakan terpenting yang harus dilakukan manusia dalam menjalani kehidupanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline