Kampung laut merupakan salah satu wisata yang berada di Cilacap, yang termasuk wilayah pemekaran dari kecamatan kawunganten. Wisata ini sangat cocok bagi kalian yang suka suasana perkampungan di tengan laut yang jauh dari pusat perkotaan. Yang terdapat gugusan pulau-pulau kecil di sagara anakan, kemudian menjadi beberapa desa seperti Desa Ujung Alang, Desa Ujung Gagak , Desa Klances, dan Desa Panikel.
Adanya kampung laut ini terjadi pada 1330 ketika masa majapahit, daerah perairan Cilacap itu masuk perbatasan dengan kerajaan pasundan. Kemudian, ada pos perbatasan yang dibangun di Segara Anakan.
Para penjaga membangun permukiman di Desa Limusbuntu. Namun, musibah terjadi jelang runtuhnya Kerajaan Majapahit, terjadi gempa dahsyat yang menghancurkan Desa Limusbuntu.
Warga pun kemudian melarikan diri, menyelamatkan diri dan membangun permukiman di sekitar pos perbatasan Segara Anakan. Permukiman itulah yang kemudian disebut sebagai Kampung Laut.
Namun ada juga versi yang menyebutnya bahwa warga pertama yang ada di daerah itu adalah para prajurit Kerajaan Mataram. Pada tahun 1600, Kerajaan Mataram menempatkan para prajuritnya di Cilacap. Langkah itu dilakukan untuk menjaga pelabuhan Cilacap jika ada orang Portugis, Spanyol, dan Belanda yang datang untuk berdagang.
Para prajurit itu kemudian membuat permukiman di Nusakambangan, yakni di Limusbuntu, Kembang kuning, Lempongpucung, Klapa Kerep, Karangbaja sampai Batu Kelir Barat Laut. Saat itu, daerah tersebut dipimpin oleh Demang Wiryoyudo, selanjutnya diganti Wangsengrana, Udasana, dan Wirasura.
Ketika VOC berkuasa atas Nusakambangan, para prajurit itu terusir. Sampai kemudian memutuskan untuk membuat permukiman di perairan Segara Anakan seperti di Karangkobar, Motean, Panitenan, Klaces, Ciberem, Bugel, Panikel, dan Muaradua. Daerah itu kemudian disebut ampung Laut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H