Lihat ke Halaman Asli

Akhlak Dai yang Baik

Diperbarui: 10 Juni 2024   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Akhlak seorang dai adalah perilakunya dalam menghadapi berbagai macam mad'u (sasaran dakwah).

Al-Quran memberikan jaminan bahwa seorang dai bisa bersikap lemah lembut kepada mad'u  apapun kondisinya, sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 159. Allah tegaskan, "Maka berkat rahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut kepada mereka"

Dalam sejarah dakwah Nabi, ayat ini adalah jaminan Allah kepada Nabi bahwa seperti apapun respons mad'u kepada Nabi saat beliau berdakwah, maka Allah akan melembutkan hati beliau. Tentu hal ini juga berlaku bagi para dai saat  ini.

Faktanya, sejarah mencatat bahwa Nabi memperlakukan orang kafir Mekah dengan lunak. Nabi melihat mad'u sebagai objek dakwah dan saudara sesama manusia yang harus dikembalilan kepada jalan kebenaran. Oleh karena pelanggaran seberat apapun yang mereka lakukan, Nabi tetap bersikap.lemah lembut. Bahkan saat mereka melakukan upaya boikot.

Nabi Muhammad SAW menjadi contoh nyata. Beliau memperlakukan orang kafir Mekah dengan lemah lembut, meskipun mereka melakukan boikot ekonomi dan berbagai perlakuan buruk lainnya.

Berdasarkan Al-Quran dan kisah Nabi, berikut beberapa akhlak penting yang harus dimiliki seorang dai:

Lemah Lembut: Akhlak ini penting untuk membuat mad'u merasa nyaman dan mau menerima dakwah.
Pemaaf: Seorang dai harus bisa memaafkan kesalahan mad'u, seperti yang difirmankan Allah dalam QS. Ali Imran ayat 159 dan QS. Al-Syura ayat 40. "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim" (QS. al-Syura/42: 40).


Memintakan Ampunan: Seorang dai dianjurkan untuk memohonkan ampunan kepada Allah bagi mad'u yang berdosa, seperti yang terdapat dalam QS. Ali Imran ayat 159. "Dan sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka"


Mau Bermusyawarah: Seorang dai harus bisa berdiskusi dan melibatkan mad'u dalam perencanaan dakwah, seperti yang dicontohkan Nabi saat bermusyawarah dengan para sahabat sebelum Perang Uhud (QS. Ali Imran ayat 159). "Dan bermusywarahlah dengan  mereka  dalam urusan itu"

Tawakal: Setelah berusaha maksimal, seorang dai harus bertawakal kepada Allah atas hasil dakwahnya (QS. Ali Imran ayat 159). "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya"
Intinya, seorang dai harus memiliki akhlak yang mulia agar dakwah yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh mad'u.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline