Lihat ke Halaman Asli

"Tentang Kamu", Kesabaran Tiada Batas dan Perjuangan Seorang Wanita Tangguh

Diperbarui: 22 Februari 2018   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil gambar untuk cover tentang kamu (idbuku.com)

Menelaah Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Novel "Tentang Kamu" Karya Tere Liye


Nama Tere Liye sebagai seorang penulis memang sudah sering didengar, terutama oleh para penggemar buku novel di Indonesia. Pecinta sastra dari kalangan remaja hingga dewasa banyak yang menggemari buku-buku karya Tere Liye ini. Tere Liye merupakan seorang penulis yang sudah menerbitkan banyak buku, baik berupa novel, buku kumpulan cerpen maupun buku kumpulan dari bebagai kutipan kata-kata indah motivasi. Cerita yang disampaikan Tere Liye dalam berbagai bukunya merupakan hal yang sangat menarik. Sebenarnya, ia menceritakan tentang sebuah kisah yang sangat sederhana dan mungkin pernah dijumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun, cara penulis menyampaikan ceritanya dengan cara yang tak biasalah yang membuat karya-karyanya menjadi sesuatu yang luar biasa bagi para pembacanya. Cerita yang demikian itu pulalah yang disampaikan penulis melalui novelnya yang berjudul "Tentang Kamu".

Novel "Tentang Kamu" dari karya Tere Liye sendiri menampilkan kisah yang amat sederhana, dari seorang wanita bernama Sri Ningsih. Secara umum, novel "Tentang Kamu" ini mengisahkan perjuangan seorang Sri Ningsih dari kecil, lalu dewasa hingga ia wafat. Di dalam novel ini, cerita tentang wanita bernama Sri Ningsih seolah diceritakan kembali oleh pemuda bernama Zaman Zulkarnaen yang ditugaskan untuk mencari tahu tentang Sri Ningsih. Zaman kemudian pergi ke tempat-tempat yang dahulunya pernah didiami oleh Sri Ningsih dan ia mendapatkan kisah perjalanan hidup lengkap Sri Ningsih dari orang-orang yang pernah mengenalnya.

Berdasarkan isinya, dapat disimpulkan bahwa novel Tere Liye yang satu ini secara garis besar bertemakan perjuangan seorang wanita hebat dalam menjalani berbagai rintangan dalam hidupnya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam perjuangan yang dilakukan oleh Sri Ningsih di dalam cerita novel. Sejak kecil hingga ia dewasa, dikisahkan bahwa perjalanan hidup Sri Ningsih penuh dengan berbagai ujian hidup. Namun, Sri Ningsih terus berjuang dan tidak pernah menyerah dalam hidupnya. Hal ini dapat dilihat dari salah satu kutipan novel berikut ini:

"Saat kita sudah melakukan yang terbaik dan tetap gagal, apalagi yang harus kita lakukan? Berapa kali kita harus mencoba hingga kita tahu bahwa kita ada pada batas akhirnya? Berapa kali kita harus menerima kenyataan bahwa kita memang tidak berbakat, sesuatu itu bukan jalan hidup kita, lantas melangkah mundur? Aku sekarang tau jawabanya. Terimakasih atas pelajaran tentang keteguhan. Aku tau sekarang. Pertanyaan paling penting adalah bukan berapa kali kita gagal, melainkan berapa kali kita bangkit lagi, lagi, dan lagi dan lagi setelah gagal tersebut. Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x lagi." (hal. 209-210).

Kemudian, bukti perjuangan tangguh dari Sri Ningsih juga terdapat dalam kutipan:

"Separuh semangatku runtuh. Hidupku dipersimpangan. Apakah pulang atau terus dengan cita-citaku. Saat aku sudah hampir di titik terakhir, hampir menyerah, pertolongan itu datang." (hal. 221).

Selain tema yang menarik dan juga tentunya memotivasi, Tere Liye dalam bukunya "Tentang Kamu" ini ternyata juga menggambarkan kisah perjuangan Sri Ningsih dengan cara yang unik. Berdasarkan waktu kejadian dalam cerita, alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran atau alur maju-mundur. Cerita dimulai di masa kini ketika Zaman Zulkarnaen, seorang pengacara muda di firma hukum bernama Thompson & Co. diberikan tugas oleh atasannya untuk menyelidiki tentang Sri Ningsih. Sri Ningsih yang telah wafat di sebuah panti jompo ternyata meninggalkan harta warisan yang sangat banyak. Namun, keberadaan ahli waris masih harus diselidiki karena Sri Ningsih datang ke panti jompo tersebut tanpa identitas yang jelas. Ia hanya meninggalkan sebuah buku harian miliknya kepada petugas panti jompo setelah ia meninggal.

"...Kamu akan memastikan wanita tua yang malang itu mendapatkan penyelesaian warisan seadil mungkin menurut hukum. Dia akan beristirahat dengan tenang jika tahu harta warisannya telah diselesaikan dengan baik, tidak berakhir di Bona Vacantia, atau lebih serius lagi jatuh kepada penipu."(hal. 14)

Kemudian, Zaman Zulkarnaen pun melakukan sebuah perjalanan menuju ke tempat-tempat yang pernah didiami oleh Sri Ningsih untuk menelusuri kisah hidup Sri Ningsih. Zaman bertemu dengan beberapa orang yang pernah mengenal atau mengetahui cerita tentang Sri Ningsih. Kemudian, orang-orang tersebut pun menceritakan masa lalu Sri Ningsih yang menunjukkan alur mundur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline