Lihat ke Halaman Asli

Andrea Bocelli, Si Penyanyi Tenor Buta Sukses dari Italia

Diperbarui: 22 Mei 2020   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nonton The Music of Silence di Mola Tv Dok. Foto pribadi

Kadang keajaiban itu ada di dalam ketidaksempurnaan. Itulah yang saya lihat dari perjalanan hidup dan karir seorang penyanyi tenor terkenal dari Itali, Andrea Bocelli dalam film The Music of Silence yang ditayangkan oleh Mola TV Movies.

Film yang diadaptasi dari novel tahun 1999 yang ditulis oleh Andrea Bocelli sendiri. Momen karantina di rumah aja saya manfaatkan dengan menonton film yang menginspirasi.

Alur Cerita

Tahun 1958 di desa Tuscany lahir seorang anak laki-laki dari pasangan suami istri, Sandro Bardi dan Edi. Layaknya anak bayi yang selalu menangis sebagai tanda berkomunikasi, tapi tangisan Amos Bardi berbeda.

Sinyal itu ditangkap oleh sang ibu yang mengetahui ada yang tidak beres dengan anaknya. Mereka memuruskan menemui dokter untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.

Congenital, bilateral glaucoma (kerusakan mata bawaan), ucap dokter setelah memeriksa mataAmos Bardi mungil. Ia membutuhkan tindakan operasi. Operasi pun dilakukan di RS Molinette Turin. Saat usianya 3 tahun, operasi mata diulang lagi.

Amos Bardi tidak tertarik dengan benda yang diberi oleh ibunya, ia malah tertarik dengan suara musik orkestra dari kamar sebelahnya yang diputar oleh seorang tunanetra.

Sebenarnya Amos Bardi tidak buta total, ia masih bisa melihat samar-samar. Namun dengan kekurangannya tersebut ia harus masuk sekolah asrama braille di Instituto G. Garibaldi, walaupun Amos tak menginginkannya. Ia bercita-cita ingin menjadi seorang penyanyi seperti Franco Corelli.

Sebenarnya bakat menyanyinya didukung oleh pamannya. Saat berlatih menyanyi di asrama bersama teman-temannya, gurunya mengetahui bahwa Amos memiliki suara yang merdu.

Hari yang naas bagi Amos Bardi ketika bermain bola bersama teman-temannya. Bola menyasar ke wajahnya saat ia menjadi penjaga gawang sehingga kebutaan parah menimpanya. Kejadinnya waktu usianya baru 12 tahun. Amos Bardi tak bisa melihat samarnya sinar matahari lagi. Ini sangat
memilukan bagi sang ibu melihat kondisi anaknya seperti itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline