Lihat ke Halaman Asli

Jembatan untuk Mewujudkan Cita-Cita Anak

Diperbarui: 9 September 2016   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih tersimpan dalam memori saya, sewaktu kecil kalau ditanya orang tua atau guru cita-citanya apa, saya menjawab mau jadi dokter dan artis. Kedua profesi tersebut sangat profesional, keren dan banyak uang. Itulah pemikiran seorang anak yang ingin memiliki masa depan terjamin. Melihat sosok dokter dan artis itu bagi saya suatu profesi yang menjanjikan. Pintar, hebat, terkenal dan dielu-elu kan banyak penggemar menjadi khayalan tingkat tinggi saya.


Seiring jalannya waktu dan banyak hal yang saya ketahui merubah semua minat saya. Usia yang masih labil membuat saya mudah merubah minat. Mulai sedikit melupakan cita-cita sebagai dokter karena harus masuk jurusan IPA saat SMA, sedangkan saya jurusan IPS dan harus memiliki nilai mata pelajaran MIPA yang tinggi saat ikut tes masuk universitas dan yang pasti biaya kuliahnya mahal. Saya urungkan cita-cita tersebut, bahkan tenggelam hingga sekarang. Karena orang tua saya tidak mempunyai rencana asuransi pendidikan. Bagaimana menjadi artis? Sebenarnya keinginan itu masih ada dalam benak saya. Siapa si yang engga mau terkenal dan banyak penggemar? Saya pernah mengikuti kelas teater waktu SMP, tapi hanya beberapa bulan saja setelah 2 kali pementasan. Saya jadi tahu bagaimana menjadi aktor ketika memerankan sebuah karakter dalam suatu cerita. Banyak latihan yang diparaktekkan. Olah vokal, gerak tubuh agar bisa mendalami karakter. Ternyata tak semudah yang dilakoni artis -  artis dalam film.

Nah, sekarang kalau ditanya cita-cita saya apa? Lebih baik saya diam saja. Karena bagi saya sudah terlambat mengejar cita-cita yang tinggi. Semangat sudah tipis rasanya. Sekarang saya fokuskan ke masa depan anak saja. Saya mempunyai satu anak laki-laki berusia 4 tahun. Memang belum saya masuki sekolah TK atau PAUD. Tapi, perencanaan untuk menuju masa depan yang cemerlang untuk anak itu ada. Sebagai orang tua saya mendukung 100% cita -cita anak. Caranya dengan : 

  1. Mengidentifikasi Potensi Anak, orang tua dalam posisi ini harus lebih jeli. Perhatikan minat dan bakat anak. Memang anak-anak suka berganti-ganti minatnya, tapi saya harus bisa memilih potensi mana yang lebih unggul. Kalau anak saya suka bernyanyi, maka ada minatnya dalam bidang musik. 
  2. Mengarahkan dan Membina, inilah tugas saya sebagai orang tua. Memberikan jalan yang luas dengan rambu-rambu yang ada juga memberikan kesempatan kepada anak agar bisa mengekspresikan minatnya.
  3. Memotivasi, usia anak-anak masih labil, belum bisa menetapkan suatu keputusan secara matang. Jika anak merasa patah semangat di tengah jalan, maka yang ia butuhkan adalah support dari orang-orang terdekat. Khususnya orang tua.

Jaman semakin berkembang dan maju. Istilah MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) bukan sekedar wacana. Hari ini, kita sudah berada di tengah-tengahnya. Bagaimana dengan masa mendatang buat anak-anak kita? Apakah mereka sudah siap menghadapi persaingan ratusan juta anak di luar sana? Jawabannya TIDAK, jika orang tua tidak membekali kebutuhan masa depan anak sedini mungkin. Jujur, saya masih bingung apa yang harus dipersiapkan. Tapi saya tidak bisa diam saja menunggu keajaiban datang. Saya harus punya rencana. Saya harus membangun jembatan untuk mewujudkan cita-cita anak. 

[caption caption="Dok. Asuransi Bumiputera"]

[/caption]

Menyiapkan dana pendidikan untuk anak adalah jembatan untuk mewujudkan cita-citanya. Mumpung anak saya masih kecil dan belum memerlukan biaya yang terlalu banyak, maka hasil dari pendapatan bulanan suami saya sisipkan untuk asuransi pendidikan anak. Harus dipaksa memang kondisi ini karena kalau tidak begitu bisa - bisa tidak tersisa sama sekali. Pembayaran auto debit menurut saya cara yang ideal untuk membayar preminya. Biaya pendidikan anak tidaklah muarh,apalagi di era saat ini. Biaya pendidikan dari Taman Kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Saya menghubungkan jembatan ini dengan mempercayakannya lewat jasa asuransi dan AJB Bumiputera sebagai perusahaan jiwa asuransi swasta nasional tertua di Indonesia, pasti sudah banyak pengalaman. Saya bisa menata masa depan anak dengan tenang.

Saya berharap dengan menyiapkan dana pendidikan untuk anak bisa mewujudkan cita-citanya. Apapun minatnya tidak terhalang oleh biaya. Ia juga bisa menemukan bakat dari situ. Saya tidak ingin cita-citanya terhalang oleh biaya seperti saya dulu. Asuransi Pendidikan Bumiputera dengan produk “Mitra Cerdas, Mitra Beasiswa dan Mitra Iqra,” Asuransi pendidikan Bumiputera sudah terbukti keunggulannya mengantarkan jutaan anak meraih cita-citanya.

Mitra Cerdas AJB Bumiputera yaitu program asuransi dalam mata uang Rupiah yang menyediakan biaya pendidikan yang terkait investasi. Sehingga dana yang dirancang untuk biaya pendidikan akan meningkat sejalan dengan hasil investasi.

Beberapa keuntungan yang dimiliki Mitra Cerdas seperti :

  • Dana Kelangsungan Belajar (DKB) yang dibayarkan secara bertahap sesuai dengan tingkat usia anak-anak, baik Tertanghung hidup atau meninggal dunia
  • Jaminan perolehan hasil investasi sebesar 4,5% per tahun dari akumulasi premi tabungan.
  • Santunan kematian 100% dari Uang Pertanggungan. Bebas premi bagi pokis untuk Tertanggung yang meninggal dunia.

Produk berikutnya adaMitra Beasiswayang dirancang khusus untuk menjadi mitra anak dalam pendidikan, memastikan anak-anak secara teratur mendapatkan uang yang mereka butuhkan untuk melanjutkan pendidikan mereka. Beragam manfaatnya seperti : 

  • Dana Beasiswa anak, dibayarkan pada saat periode asuransi berakhir, baik tertanggung masih hidup atau meninggal dunia.
  • Santunan meninggal dunia sebesar 100% dari uang pertanggungan.
  • Bebas premi bagi polis jika Tertanggung meninggal dunia.

Selanjutnya ada Mitra Iqra yaitu program asuransi dalam mata uang Rupiah didasarkan pada Syariah dan dirancang untuk memberikan perlindungan dan membiayai pendidikan bagi anak - anak hingga akhir pendidikan mereka. Dengan Mitra Iqra, bukan hanya dengan mempersiapkan dana pendidikan, tapi juga melindungi anak-anak kita jika sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi sewaktu-waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline