Lihat ke Halaman Asli

Keluar Atau Termarginalkan

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terpuruk disudut gedung-gedung menjulang tinggi
Teringat anak istri yang belum diberi makan sejak 3 hari
Demi mempertahankan sebuah idialisme dikota besar
Mereka tak mengeluh dengan pilihan ku
Berupaya mengikuti arti perjuangan
Walau akhirnya menjadi yang termaginalkan

Berjalan lagi ku berusaha
Memasuki gedung-gedung untuk menawarkan izajah dan kejujuran
Dengan harapan ada kehidupan
Tapi hampa kembali mengantar

Pesan singkat menawarkan kembali kesenangan
Yang menindas banyak umat
Bimbang dan ragu menghantui
Menerima atau mengabaikan

Langkah gontai mengajak ku kerumah
Melihat 2 bocah menahan lapar atas pilihan ku
Istri tersenyum tanpa menuntut
Namun hati kecil mengiris mellihat mereka

Kembali pesan singkat menghantui
Jutaan rupiah kan menghampiri jika kuterima
Namun nurani terus meronta mengatakan tidak

Diujung malam sang kecil menangis merenggek untuk sebotol susus
Yang tak sanggup terbeli
Mengiris batin hingga mengoncang keteguhan
HP usang ditangan antara iya dan tidak
Tak tahu maa yang ku pilih idialis atau mati kelaparan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline