Lihat ke Halaman Asli

Kombinasi Tramadol, Eximer, dan Bahan Perekat. You Wanna Die?

Diperbarui: 4 April 2017   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Who am I? I am a teenager!

Remaja adalah masa yang penuh gejolak, gairah, emosi dengan rasa keingintahuan yang sangat tinggi, dimana pelakonnya sedang dalam tahap pencarian jati diri. Karakteristik remaja yang sering bereksperimentasi dengan hal- hal baru cenderung membuat mereka terjebak dalam black area, seperti penyalahgunaan obat-obatan Narkotik, Psikotropik dan Zat Adiktif (NAPZA). Diketahui bahwa NAPZA adalah obat yang memiliki efek sangat signifikan yaitu ketergantungan hingga dapat menyebabkan kematian jika disalahgunakan atau kesalahgunaan obat. 

Kasus meninggalnya seseorang akibat overdosis sudah biasa terdengar di kalangan masyarakat, tetapi kebanyakan orang awam tidak mengetahui penyebab dasar atau interaksi obat apa yang terjadi sehingga dapat membahayakan nyawa seseorang. Salah satu kasus interaksi obat yang nyata terjadi dikalangan masyarakat khususnya remaja adalah adanya penyalahgunaan NAPZA seperti berikut.

Seorang anak belasan tahun yang berasal dari salah satu daerah di provinsi Sulawesi Selatan, didapatkan mengkonsumsi obat-obatan seperti Tramadol (golongan analgesik opioid), Eximer (antipsikoaktif), dan penggunaan lem fox (bahan perekat kayu dan kertas) dengan cara dihirup. Hal ini terjadi karena pengaruh dari pergaulan anak tersebut yang seakan-akan “nggak make, nggak gaul.. nggak nelan, nggak asik”, menjadi dorongan untuk si anak menggunakan obat-obatan tersebut. 

Menurut informasi yang didapatkan dari teman sebayanya, bahwa adanya penggunaan tunggal Tramadol maupun dikombinasikan dengan Eximer, nge-lem fox dapat memberi sensasi nge-fly (melayang-layang) yang kuat, rasa senang berlebih (euphoria) dan rasa percaya diri tinggi pada penggunanya. Pemakaian obat-obatan ini menjadi alternatif lain karena si anak tidak mampu mendapatkan narkoba (heroin, ganja, sabu-sabu, dll) itu sendiri dengan mudah disebabakan harga “barang haram” tersebut yang selangit. 

Menurut keterangan, penggunaan obat ini sudah berlangsung selama dua bulan lebih dan dia mengkonsumsinya bak- kacang goreng, tanpa memikirkan efek samping apa yang mungkin terjadi. Sehingga pada suatu ketika ia mengalami ansietas atau kecemasan berat, mual, muntah, tempramental, demam yang tak kunjung reda, kelelahan serta mulut kering dan akhirnya dilarikan ke puskesmas terdekat. Namun, sangat disayangkan karena nyawa anak tersebut tidak tertolong.

Untuk lebih jelasnya, kami akan mengupas bagaimana kronologi interaksi obat yang terjadi…

Tramadol, who is it?

Tramadol adalah obat golongan analgetik  opioid (analagetik narkotik lemah) yang mekanisme kerjanya yaitu bekerja secara sentral (di otak) dengan menghambat pengambilan kembali noradrenergik dan serotonin neurotransmission dengan rute pemberian secara oral, parenteral, intravena dan intramuscular. Obat ini digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dari sedang sampai ke berat (terutama untuk pasien pasca operasi)  sehingga tidak boleh diberikaan pada pasien percobaan bunuh diri, alkoholisme, cedera kepala, kondisi dimana terdapat peningkatan tekanan dalam otak, gangguan fungsi ginjal yang berat dan ibu menyusui tentunya.

Eximer, who is it?

Eximer adalah obat dengan kandungan utama berupa Chlorpromazine yang berperan sebagai antipsikotik yang bekerja memblok reseptor dopamine di postsinaptik otak sehingga mempengaruhi metabolisme basal dan temperatur tubuh. Pada dasarnya, obat ini hanya diperuntukkan untuk orang yang mengalami gejala psikotik atau gangguan jiwa (skizofrenia) dan tidak dianjurkan digunakan sebagai penenang (sedative) untuk orang yang tidak mengalami gangguan jiwa (normal).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline