Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan salah satu negara multicultural terbesar didunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat kondisi geografis dan sosio-cilturalnya yang begitu luas dan beragam. Indonesia adalah negara kepualauan yang banyak memiliki keberagaman ras, suku,etnik, agama dan golongan masyarakat. berbicra mengenai etnik, etnik atau yang sering disebut dengan etnis ini berhubungan dengan kelompok sosial dalam sebuah sistem sosial yang mempunyai kedudukan tertentu, karena adanya adat, bahasa, agama, keturunan dan sebagainya. Seperti yang dikutip dari Kmendikbud RI, etnik biasanya disebut juga sebagai suku bangsa. Nah apa sih, yang dimaksud dengan suku bangsa???... Suku bangsa merupakan sekolompok manusia yang memiliki keterikatan dan kesatuan budaya yang disebabkan oleh kesadaran budaya yang kemudian berubah menjadi identitas. Identitas bangsa ini biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Berbicara mengenai etnik mari kita lihat ke lingkup yang lebih spesifik yaitu etnik jawa. Pasti pada kepo nih kenapa sih yang dibahas Cuma jawa min????...bukan bermaksud membeda-bedakan ya guys....tetapi, disini mimin mau bercerita sedikit tentang keluarga mimin gaes yang kebetulan berasal dari etnik jawa ya guys..... JJJ biar kalian tau juga gimana sih sebenarnya etnik jawa itu, mari langsung saja kita bahas....cekidot...
Jadi guys ayah dan ibu mimin memiliki etnik yang sama, sama-sama berasal dari etnik jawa. Bahkan sebagian besar keluarga mimin juga beretnik jawa, maka dari itu mimin kalo omong bahasa Indonesia itu agak "medok" ya guys...karena dirumah bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa jawa. Nah, dibalik persepsi orang yang menganggap orang jawa itu halus, suka nerimo, banyak untung dan lain sebagainya.... Namun ada persepsi yang keliru gaes mengenai etnik jawa..apa salah satunya??? Yang sering mimin dengar banyak orang yang mengatakan bahwa "orang jawa suka main halus, jadi jangan macam-macam sama orang jawa". Sebenarnya gak gitu juga konsepnya kali hyung......J... tidak semua orang jawa seperti itu mungkin hanya oknum-oknum tertentu saja. Apabila memang terdapat yang berbuat seperti itu, namun jangan katakan orang jawa ya hyung... karena itu mencakup seluruh etnik jawa.. So kita memang harus bijak dalam menanggapi setiap hal ya...lanjut...
Pada akhir-akhir ini jika kita melihat fakta yang sering muncul di televisi maupun Koran atau media lain, saat ini sangat marak konflik yang sangat memprihatinkan. Konflik yang sering terjadi pada saat ini yaitu seperti konflik antar ras, antar etnis, antar agama bahkan ada yang sesama etnis dan lain sebagainya. Sungguh miris memang jika kita mendengarkannya, hal ini tentu berbanding terbalik dengan dasar negara republik Indonesia. Hal ini harus segera diatasi, salah satunya yaitu melalui pendidikan. Yang mana Indonesia juga merupakan salah satu negara berkembang, dimana sebagai negara berkembang hendaknya menjadikan pendidikan sebagai salah satu upaya yang strategis dalam membangun jati diri bangsa. Upaya ini merupakan salah satu langkah yang sangat tepat, relatif, bagus, menjanjikan pendidikan yang layak/terjamin, dan kompatibel untuk membangun bangsa. Dengan adanya pendidikan multikural ini juga ditawarkan alternative melalui konsep pendidikan dan penerapan strategi dengan memanfaatkan keragaman yang terdapat pada masyarakat, terkhusus yang terdapat pada siswa misalnya keberagaman budaya, bahasa, status sosial, etnis, agama, kemampuan, gender, ras dan umur.
Pendidikan multicultural sangat penting diterapkan sejak kelas rendah yaitu sekolah dasar. Karena, seperti yang dilansir dari neliti.com dikatakan bahwa dengan diberikannya pendidikan multicultural diharapkan akan terjadi kelunakan mental bangsa dalam menghadapi konflik yang terkait suku antar golongan agama dan ras (sara), sehingga siswa dapat memahami persatuan bangsa agar tidak mudah terjadi disintegrasi dan keretakan bangsa. Kemudian dengan menimplementasikan pendidikan multikultur di sekolah juga sangat penting untuk membina peserta didik agar tidak meninggalkan dan melupakan akar budaya yang telah mereka miliki, apalagi saat siswa sudah berhubungan dengan realitas sosial-budaya di era globlalisasi. Kemudian dengan adanya pendidikan multikultur juga siswa diharapkan dapat menghormati dan menghargai terhadap perbedaan-perbedaan yang ada antar golongan, ras, etnik, agama dan lain sebagainya. Hal ini juga didukung oleh tujuan dari pendidikan multicultural itu sendiri diantaranya adalah menanamkan sikap apresiasi, respect, simpatik dan empati terhadap agama serta budaya yang berbeda-beda (dilansir dikutip dari Puspita, 2018 dalam jurnal "pentingnya pendidikan multicultural).
Jadi gimana ni guys??? setelah mendengarkan pemaparan diatas... sudah bisa digambarkan ya mengenai etnik jawa dan pentingnya pendidikan multicultural...sekarang kita kembali lagi yuk ke cerita mimin..sambil nunggu buka puasa..J...
Selama mimin sekolah ataupun berorganisasi sampai ke perguruan tinggi, alhamdulilah mimin belum pernah diperlakukan berbeda oleh teman-teman mimin, walaupun banyak yang berbeda diantara kami baik itu dari segi etnik, ras , budaya dan agama, kami tetap saling menghormati dan menghargai bahkan saling mengingatkan..nah, kalo masalah pandangan mimin terhadap perbedaan yang ada disekitar mimin, mimin hanya ingat satu hal yaitu "berbeda-beda tetap tetap satu jua". Apapun perbedaan yang terdapat diantara kita, kita tetap harus memiliki toleransi, sikap menghargai, dan saling menghormati ya guys... karena apa???.. kita berada di negara demokrasi,, semua orang dapat menyampaikan pendapatnya.. semua orang memiliki hak yang sama...so dimana pun kita berada, lingkungan yang berbeda atau dalam lingkup yang berbeda tetaplah junjung " Bhineka Tunggal Ika" dan selalu terus ingat ideologi negara kita "pancasila" serta pahamilah multicultural yang ada di Indonesia.... JJJ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H