Lihat ke Halaman Asli

Jakarta oh Jakarta...

Diperbarui: 4 November 2022   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pukul 12 siang tepat aku turun dari pesawat yang membawaku dari bandara internasional Supadio Pontianak menuju bandara Soekarno-Hatta Jakarta.  Hari ini matahari sangat cerah. Aku dijemput oleh anak angkat ku yang sudah pindah rumah dari Sintang ke Tangerang. 

Ada mobil putih yang berhenti pas di depanku menunggu. Rupanya itulah dia Benny sekeluarga menjemputku. Baru 2 bulan dia pindah ke Jakarta. Kehidupan yang sangat jauh berbeda dengan di Kalimantan.

Setelah sehari semalam di sini sangat terasa bedanya. Di Kalimantan rumah saling berjauhan. Kalau di sini jarang ada lahan kosong bahkan rumah yang ada terasnya itu jarang.

Pedagang di sini tak kenal waktu, ada aja yang  lewat depan rumah. Dari penjual bubur, nasi goreng, empek-empek, dll. Kalau siang ada penjual sayur, ikan , ayam dll. Semuanya lewat depan rumah. 

Kendati demikian Benny anak angkat ku adalah keluarga yang sederhana dan bersahaja. Setiap hari istrinya memasak. Sehingga keluarga ini jarang jajan atau beli makanan. Istrinya sangat kreatif mengolah makanan, sehingga keluarga yang baru dikarunia 1 putra ini terbiasa makan seadanya. Mungkin sesekali dia jajan di luar. 

Kehidupan di kota besar seperti Jakarta  ini memang perlu manajemen keuangan yang baik. Jika kita ikuti gaya hidup goya- foya, suka belanja tentunya perlu biaya yang sangat besar. Namun jika bisa menahan hawa nafsu dan sabar dengan yang ada sehingga bisa menyisipkan untuk biaya sekolah anak-anak kedepannya. 

Bagaimana pengalaman anda? Silahkan share di kolom komentar. Terima kasih.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline