Lihat ke Halaman Asli

Nurul Fadila

Mahasiswa

Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Diperbarui: 11 Agustus 2021   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam pembabakan sejarah Indonesia, tanggal 10 November merupakan puncak dari peperangan Pejuang Indonesia melawan Pasukan Sekutu. Dengan didasarkan pada Keputusan Presiden Sukarno pada tanggal 16 Desember 1959, maka 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. 

Tentunya hal tersebut mengacu pada peristiwa yang terjadi di Surabaya pada 10 November 1945 silam. Pertempuran tersebut terjadi sejak akhir Oktober 1945 hingga akhir November 1945.

Peristiwa bersejarah ini dipicu oleh tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby di Surabaya, Jawa Timur. Mallaby tewas terpanggang di dalam mobil yang ia tumpangi. Hal itu diduga akibat terkena lemparan granat, saat melintas di Gedung Internatio. 

Komandan Angkatan Perang Ingris yang saat itu berada di Indonesia, menyebutkan bahwa hal tersebut merupakan pembunuhan kejam yang dilakukan Rakyat Indonesia terhadap Pasukannya. Maka, Jenderal Christison ingin menuntut balas terhadap bangsa Indonesia di Surabaya.

Sutomo atau Bung Tomo mengatakan bahwa Rakyat Indonesia tidak takut atas tuntutan Christison. Bung Tomo melihat bahwa tuntutan dari Christison adalah tipu mushlihat agar nyali Rakyat Indonesia ciut saat Bangsa Indonesia sedang berjuang selangkah lagi untuk mempertahankankan kemerdekaan. Maka Bung Tomo Bersama Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) akan menghadap Pasukan Sekutu demi mempertahankan kemerdekaan tercinta.

TERBITNYA SURAT KABAR DARI INGGRIS

Komandan Pasukan Inggris menyiarkan kabar, yaitu Mayor Jenderal Mansergh meminta seluruh pasukan Indonesia menyerahkan diri ke Bataviaweg atau Batavia, pada 09 November 1945. Dalam hal ini, bangsa Indonesia harus tunduk takzim atau Pasukan Sekutu.

Penghinaan tersebut kontan membuat rakyat Surabaya terbakar amarah. Darah pejuang mereka telah terbakar, siap mempertahankan kemerdekaan. Maka, akhirnya BPRI segera mengadakan pelatihan senjata untuk berperang.

Pukul 09.00 WIB seorang pemuda melaporkan telah terjadi penembakan oleh pasukan Inggris. Perang pun dimulai. Pertempuran hebat telah terjadi. Suara ledakan peluru terdengar di kota Surabaya dengan sangat dahsyat. Api perjuangan telah berkobar.

Perlu diketahui, pertempuran yang terjadi di Surabya ini tidak hanya melibatkan rakyat Surabaya, tapi rakyat dari berbagai daerah pun ikut membela dan mempertahankan kemerdekaan. Mereka para pejuang juga berasal dari Sumatera, Kalimantan, Maluku, Sulawesi, Bali para kiayi dan Ulama dari Pulau Jawa. Mereka bersatu membela Indonesia.

Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban, serta semangat yang membara dari para pejuang kemerdekaan, membuat Pasukan Inggris luluh-lantah. Para Pejuang kemerdekaan berhasil mempertahankan Negeri Indonesia. Maka kini, Surabya dikenang sebagai kota pahlawan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline