Lihat ke Halaman Asli

Nurul Dwi

Mahasiwi Penggemar Sepak Bola dan Hobi Mendaki

Sedih Berujung Senang Seorang Pendaki Gunung Merbabu

Diperbarui: 23 Mei 2019   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mendaki merupakan hal yang saat ini digemari oleh kalangan muda, dengan banyak sekali alasan. Mengisi waktu libur, menghilangkan rasa galau, bahkan merasa ingin mecoba tantangan yang baru untuk melihat pemandangan alam. Bahkan semua orang pasti ingin diakui oleh eksistensinya dengan melakukan beberapa foto-foto selfie seorang pendaki yang telah menunjukkan keberadaannya di sebuah gunung. 

Mendaki merupakan cara merayakan kehidupan, mencerapi, dapat mengetahui kepribadian seseorang dan menjadikannya bermakna. Mendaki juga dapat memberbanyak teman, yang pada awalnya belum saling mengenal, maka dari itu mendaki dapat bersosialisasi dengan alam dan manusia.

Setiap orang pasti mempunyai banyak alasan dan motivasi untuk melakukan sesuatu. Dalam tulisan ini saya tidak akan membahas hal tersebut namun saya juga menjadi salah satu korban penyakit kegunungan (ketagihan untuk mendaki). 

Pada bulan 29-30 Januari 2019 kemarin saya beseta teman-teman perkuliahan satu kelas, 4  anak  dari Universitas lain 8 anak mengadakan pendakian disalah satu gunung yang berada di kabupaten Magelang, Jawa Tengah. 

Gunung tersebut tergolong tinggi dan telah dikenal oleh banyak orang. Pada awalnya saya sempat ragu untuk mendaki di gunung tersebut, karena pada saat itu cuaca yang tidak mendukung (Hujan). 

Namun dari rasa penasaran serta ingin menikmati keindahan ciptaan Tuhan saya akhirnya nekat untuk melakukan pendakian. Ya... saya beserta rombongan akan mendaki Gunung Merbabu yang memilii ketingian 3.142 mdpl atau sekotar 10.630 kaki, gunung yang setia berdampingan dengan salah satu Gunung aktif di Indonesia yaitu Gunung Merapi. 

Dalam pendakian ini banyak teman-teman saya yang masih pemula, karena dari sebagian kami sama sekali belum pernah melakukan pendakian Gunung sebelumnya. 

Namun dari segala persiapan untuk perjalanan sudah kami siapkan sebelumnya, mulai dari tenda, carrier, logistik, baju, sb, obat-obatan dll hingga mental dan fisik untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi saat pendakian.

Dokpri

Untuk mendaki Gunung Mebabu terdapat 5 jalur pendakian, masing-masing telah memiliki kesulitan berbeda-beda. Namun disisi lain pada dasarnya jalur-jalur pendakian tersebut juga memiliki pemandangan yang sama indahnya. Terdiri dari jalur Selo, Weas, Thekelan, Chuntel, dan Suwanting. 

Dari kelima jalur tersebut yang paling ramai dilewati oleh pendaki dan dipilih oleh para pendaki pemula yaitu Selo, serta memiliki pemandangan yang lebih indah karena pada jalur Selo tersebut kita dapat melihat banyak spot seperti sabana rumput menunjang, bukit-bukit, Gunung Merapi, Sunsete dll.

Kami berangkat dari Yogyakarta pukul 09.00 wib dengan menggunakan sepeda motor, kemudian kami sampai di basecamp Selo pada pukul 12.00 wib. Di basecamp pak marto, kami menitipkan motor dan juga mempersiapkan kembali kondisi badan agar stabil dalam melakukan perjalanan, makan siang dan melakukan pembagian tugas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline