Menurut saya Bullying merupakan perilaku agresif yang sengaja dilakukan secara terus-menerus. Bullying tidak hanya dialami oleh remaja, dan teman kerja, tetapi bullying juga dapat dialami oleh anak usia dini saat ini. Seperti pada kasus nyata yaitu anak usia dini yang di bully dengan teman sebayanya karena fisiknya. Anak tersebut memiliki fisik yang jelek, gendut, dan hitam. Anak tersebut selalu dibully oleh teman-temannya mulai dari waktu main, berangkat ke sekolah, di sekolah, maupun pada saat pulang sekolah. Anak tersebut merupakan anak yang pendiam sehingga tidak ada satu orang pun yang tahu jika ia dibully karena anak tersebut kurang diajak untuk berkomunikasi. Tidak banyak teman-teman TK nya saja, tetapi beranjak anak tersebut masuk sekolah dasar (SD) masih tetapi di bully bahkan dengan gurunya sendiri, anak tersebut selalu memiliki alasan untuk tidak berangkat ke sekolah karena takut dibully oleh teman-temannya. Selama 8 tahun anak berinisial N selalu dibully dan menyebabkan trauma pada saat anak tersebut beranjak memasuki SMP sampai sekarang. Anak tersebut menjadi trauma, tidak percaya diri, dan merasa tidak pantas berteman dengan siapapun.
Menurut ahli Siswati dan Widayanti (2009), bullying merupakan salah satu bentuk dari perilaku agresi, seperti ejekan, hinaan, dan ancaman. Sering kali, beberapa tindakan ini mengarah ke perbuatan agresif. Solusi yang tepat untuk menghindari adanya bullying pada anak tersebut yaitu:
1. Memberikan lingkungan yang positif anti bullying.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang bullying kepada anak usia dini agar tidak berkelanjutan ke depannya yang akan menyebabkan trauma.
3. Orang tua, dan guru harus selalu mengajak anak untuk selalu berkomunikasi aktif sehingga anak tersebut tidak takut dan merasa nyaman untuk bercerita dan membagi perasaannya.
4. Mengadakan sosialisasi tentang bullying kepada masyarakat agar masyarakat dapat memahami bahwa bullying itu tidak baik apalagi pada anak usia dini yang akan menyebabkan trauma sampai dewasa.
Dapat disimpulkan bahwa bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara terus-menerus, yang tidak hanya terjadi pada remaja dan teman kerja, tetapi juga pada anak usia dini. Solusi untuk menghindari bullying antara lain menciptakan lingkungan yang positif anti-bullying, meningkatkan pengetahuan tentang bullying pada anak usia dini, mengajak anak untuk berkomunikasi aktif, dan mengadakan sosialisasi tentang bullying kepada masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H