Lihat ke Halaman Asli

Nurul Chaerani

Tenaga Pengajar

Zero Waste dimulai di Rumah: Desa Perina Lombok Tengah, mulai Modifikasi Sampah Organik menjadi Produk Bernilai Ekonomi

Diperbarui: 8 September 2024   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Pengabdian dan Ibu PKK Desa Perina - Dokumentasi pribadi

(Minggu, 01 September 2024) - Fenomena sampah masih terus menjadi polemik hangat hingga saat ini, setiap hari Manusia menghasilkan jutaan ton sampah baik itu sampah anorganik maupun sampah organik. Sampah-sampah tersebut menumpuk baik di tempat pembuangan akhir (TPA) dan sekitar perumahan Warga. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Tahun 2022 bahwa timbunan sampah di Indonesia mencapai 68.7 juta ton/tahun dengan komposisi sampah didominasi oleh sampah organik, dan sekitar 41.27 % bersumber dari sampah sisa makanan. 

Berangkat dari fenomena tersebut, 5 orang Dosen Muda Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Mataram yang tergabung dalam tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada Ibu-ibu PKK Desa Perina yang berlokasi di Dusun Lendang, Desa Perina, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan pengabdian dipimpin oleh Nurul Chaerani, S.Hut, M.Si selaku ketua pengabdian, dan ke-4 anggota pengabdian lainnya yaitu Dr. Hasyyati Shabrina, S.Hut, Dini Lestari, S.Hut, M.Si. Rima Vera Ningsih, S.Hut, M.Si, dan Fauzan Fahrussiam, S.Hut, M.Si, serta dibantu oleh 2 orang Mahasiswa.

Tim Pengabdian Jurusan Kehutanan Universitas Mataram - Dokumentasi Pribadi

Tema Pelatihan ini yaitu "Pengolahan Sampah Organik menjadi Produk Bernilai Ekonomi" dengan judul "Pelatihan Pembuatan Sabun Cair Berbasis Eco-Enzyme". Pelatihan diikuti oleh 15 orang ibu PKK yang terdiri atas Ketua dan Anggota. Pelatihan dibuka langsung oleh Ketua PKK Desa Perina yaitu Ibu Muhaiyah. Ketua PKK menyampaikan "Ucapan Terimakasih kepada Tim Pengabdian Universitas Mataram yang sudah memilih Desa Perina menjadi tempat pengabdian, besar harapan kami semoga pengetahuan yang diperoleh hari ini dapat menjadi langkah awal untuk lebih meningkatkan kemampuan dan kreativitas ibu-ibu PKK dalam menjaga Lingkungan dan dapat membantu perekonomian keluarga".

Kegiatan pelatihan diawali dengan pemaparan materi dari Nurul Chaerani selaku narasumber, Nurul menyampaikan bahwa bukan tanpa alasan, tim pengabdian Universitas Mataram memilih Desa Perina Kabupaten Lombok Tengah sebagai tempat mengabdi. Hal ini dilatarbelakagi oleh informasi dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB bahwa Kabupaten Lombok Tengah tercatat sebagai penghasil sampah terbesar urutan ke-2 setelah Kabupaten Lombok Timur. Penumpukan Sampah rumah tangga yang didominasi oleh sampah organik ini akan menimbulkan masalah seperti kenyamanan Masyarakat akibat aroma tidak sedap yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik, dan penurunan kesehatan masyarakat akibat buruknya sanitasi Lingkungan serta dapat berkontribusi terhadap pemanasan global.

Dokumentasi Pribadi Penulis

Dokumentasi Pribadi Penulis

Nurul menyampaikan, solusi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalah penumpukan sampah organik yaitu mengolahnya menjadi cairan serbaguna eco-enzyme. Cairan ini merupakan hasil fermentasi sampah organik berupa sayur dan buah, gula, dan air dengan perbandingan 1:3:10. Nurul menambahkan bahwa Formula Eco -- enzyme ditemukan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri asosiasi pertanian organik Thailand sejak Tahun 1980-an, yang kemudian diperkenalkan secara luas oleh Dr. Joean Oon yang merupakan peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia. Eco-enzyme memiliki banyak manfaat salah satunya yaitu sebagai bahan campuran pada sampo, sabun, hand sanitizer, dll karena mengandung anti-bakteri dan anti-jamur.

Memperkenalkan cairan Eco-enzyme - Dokumentasi pribadi

Pemanfaatan eco-enzyme yang ditambahkan dalam produk sabun merupakan ide yang kreatif yang perlu dikembangkan, campuran eco-enzyme dalam sabun memiliki daya bersih yang tinggi. Sabun berbasis eco-enzyme dapat menjadi produk pilihan yang tidak hanya membersihkan, juga dapat melestarikan Lingkungan jika dikombinasikan dengan bahan yang tepat. Surfaktan sebagai bahan baku pembuatan sabun yang masih beredar hingga saat ini di Pasaran, masih menggunakan bahan kimia sintetik seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS) yang terbuat dari minyak bumi yang tidak ramah lingkungan dan dapat menimbulkan iritasi bagi yang memiliki kulit yang sensitif. Perlu adanya alternatif lain seperti bio-surfaktan yang lebih aman seperti Methyl Ester    Sulfonate (MES) yang merupakan turunan dari minyak kelapa dan kelapa sawit yang dapat menjadi pilihan yang ekonomis serta aman untuk keluarga dan Lingkungan.

Cairan Pencuci Piring berbasis Eco-enzyme - Dokumentasi Pribadi

Pada kegiatan pengabdian ini ibu-ibu PKK diberikan pelatihan pengolahan sampah organik menjadi eco-enzyme, bahan baku yang dipilih yaitu limbah kulit jeruk dan sawo. Pelatihan selanjutnya yaitu pembuatan sabun cuci piring dengan bahan aktif bio-surfaktan yaitu MES dan eco-enzyme. Untuk memudahkan ibu-ibu PKK dalam memperoleh bahan baku, Tim pengabdian mencantumkan harga dan link online shop untuk bahan-bahan tersebut. Selama proses pelatihan ibu-ibu PKK sangat antusias dan memiliki banyak pertanyaan untuk Tim Pengabdian.

Pelatihan pembuatan cairan eco-enzyme - Dokumentasi pribadi

Pelatihan pembuatan sabun cair berbasis eco-enzyme - Dokumentas pribadi

Kegiatan pengabdian diakhiri dengan penyerahan bantuan berupa alat  dan bahan  untuk pembuatan sabun cair berbasis eco-enzyme. Tim pengabdian berharap dengan adanya bantuan ini, semoga Ibu-ibu PKK dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh selama mengikuti pelatihan dengan membuat sabun dalam skala besar. Tim pengabdian menambahkan, semoga ini menjadi awal yang baik dalam menanggulangi permasalahan sampah di lingkungan untuk mewujudkan NTB Zero Waste. - NC

Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline