Apakah Kebijakan Pemerintah Untuk Mengatasi Inflasi?
Masalah lain yang terus-menerus mendapat perhatian pemerintah adalah masalah inflasi.Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena ia adalah sukar untuk dicapai. Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah.
Sukirno (2015: 23) mengatakan bahwa “Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspektasi pemerintah. Misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresisasi nilai uang) yang sangat besar atau ketidak stabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan harga-harga dapat di wujudkan kembali. Uraian mengenai kebijakan pemerintah untuk mengatasi inflasi yang di lakukan dalam pembahasan ini terutama menerangkan tentang bentuk kebijakan pemerintah untuk mengatasi inflasi yang bertambah cepat tingkatannya.sebelum hal tersebut diterangkan terlebuh dahulu akan diperhatikan penyebab dari berlakuknya tingkat inflasi yang tinggi, dan perbedaan inflasi konvensional dengan inflasi syariah”.
Berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk, yaitu: inflasi tarik permintaan, inflasi desakan biaya, dan inflasi diimpor.
Teori inflasi konvensional
Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga, secara umum, dan berlangsung secara terus-menerus.
Secara umum, ada tiga komponen dalam inflasi, yaitu:
- Kenaikan harga
- Harga suatu komoditas dikatakn naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya. Misalnya pada musim panceklik harga beras bisa mencapai Rp 3.000- per kilogram. Sebab harga gabah telah naik. Tetapi, di musim panen, harganya dapat lebih murah, karena harga gabah juga biasanya lebih murah. Dengan demikian, dapat di katakan pada musim panceklik selalu terjadi kenaikan harga beras.
- Bersifat umum
- Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.
- Berlangsung terus-menerus
- Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi di lakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.
Ada beberapa penyeb inflasi, yaitu
- Damand Pull Inflation
- Inflasi yang terjadi karena dominannya tekanan permintaan agregat. Tekanan permintaan menyebabkan output perekonomian bertambah dan di sertai inflasi, dilihat dari makin tingginya tingkat harga umum.
- Cost Push Inflation
- Terjadi karena kenaikan biaya produksi, biasanya menyebabkan penawaran agregat berkurang . naiknya biaya produksi di sebabkan naiknya harga input pokok.
Kasmir (2012: 13) mengatakan bahwa “Ada beberapa dampak dari inflasi, yaitu inflasi dapat menyebabkan efisiensi ekonomi ekonomi, inflasi dapat mengakibatkan resdistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat, inflasi dapat menyebabkan perubahan output dan kesempatan kerja dalam masyarakat”. Dan adapun cara pemerintah untuk menanggulangi inflasi adalah sebagai berikut:
- Kebijakan Moneter
- Biasanya bank indonesia selaku bank sentral akan mengambil kebijakan berupa: Politik diskonto yaitu terhadap bank umum, meningkatkan cash ratio
- Kebijakan Fiskal
- Kebijakan ini dilakukan oleh pemerintah sejalan dengan kebijakan moneter.
- Kebijakan Non Moneter
Di samping menimbulkan efek buruk terhadap ekonomi negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek kepada individu dan masyarakat, seperti:
- Inflasi akan menurunkan pendapatan rill orang-orang yang berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secapat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang verpendapatan tetap.
- Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai,dan simpanan dan institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku.
- Memperburuk apembagian kekayaan. Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaannya. Akan tetapi pemilik harta tetap (tanah), bangunan dan rumah dapat mempertahankan atau menambah nilai riil kekayaannya. Juga sebagai penjulan atau pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi dapat menyebabkan pembagian pendapatan di antara golongan berpendapatan di antara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual atau pedagang akan menjadi semakin tidak merata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H