Potret ketenagakerjaan Indonesia yang masih harus ditingkatkan tercermin dari data Human Capital Index, kepesertaan jaminan sosial, dan rendahnya kepatuhan norma kerja. Human Capital Index (HCI) Indonesia masih rendah, yaitu 0,540, dan berada di bawah rata-rata ASEAN. Selain itu, fenomena underemployment, di mana banyak orang yang bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan keahlian atau pendidikan mereka, juga menjadi masalah yang perlu perhatian lebih.
Era 4.0 yang sering disebut sebagai revolusi industri keempat telah membawa transformasi besar dalam dunia kerja. Teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), otomasi, dan data besar semakin mendominasi berbagai sektor, termasuk sektor keuangan. Perubahan ini tentu berdampak langsung terhadap pola pekerjaan dan keterampilan yang dibutuhkan di pasar tenaga kerja. Di Indonesia, tantangan besar yang masih dihadapi adalah tingginya tingkat pengangguran yang diperburuk oleh kualitas pengangguran (underemployment), di mana banyak orang yang bekerja di posisi yang tidak sesuai dengan keterampilan mereka.
Sebagai generasi penerus bangsa, pemuda, terutama mahasiswa, memiliki peran yang sangat penting dalam menghadapinya. Dalam konteks ini, keahlian di bidang keuangan publik, yang berkaitan langsung dengan pengelolaan sumber daya negara, menjadi salah satu aspek yang krusial. Keberhasilan pemuda dalam mengembangkan kemampuan di bidang ini tidak hanya mendukung perekonomian negara, tetapi juga dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan era 4.0
Tantangan Perkembangan Teknologi di Era 4.0
Era 4.0 telah mengubah hampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam dunia kerja. Otomasi, kecerdasan buatan, dan teknologi digital memungkinkan banyak pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia kini bisa digantikan oleh mesin. Hal ini menciptakan ketidakpastian mengenai bagaimana masa depan pekerjaan akan terbentuk. Sektor-sektor tertentu, seperti manufaktur dan layanan keuangan, telah merasakan dampak ini dengan munculnya berbagai sistem yang memanfaatkan AI dan teknologi untuk mengelola data dan membuat keputusan secara otomatis.
Di Indonesia, tantangan tersebut semakin meningkat dengan tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Februari 2024, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia masih cukup tinggi, sebesar 4,82 persen. Dibandingkan negara ASEAN lainnya, Indonesia masih cukup tertinggal, dengan banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Tingkat pengangguran teradjustasi di Singapura mencapai 1,9 persen dan Thailand sebesar 1,1 persen pada April 2024.
Ketenagakerjaan di Indonesia yang masih harus ditingkatkan tercermin dari data Human Capital Index, kepesertaan jaminan sosial, dan rendahnya kepatuhan norma kerja. Human Capital Index (HCI) Indonesia masih rendah, yaitu 0,540, dan berada di bawah rata-rata ASEAN, yaitu 0,59. Jika dibandingkan dengan negara tetangga, Indonesia masih kalah rendah dengan Singapura yang tertinggi, yaitu 0,879; Vietnam 0,69; Brunei Darussalam 0,626; Thailand 0,609; dan Malaysia 0,611. Selain itu, fenomena underemployment, di mana banyak orang yang bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan keahlian atau pendidikan mereka, juga menjadi masalah yang perlu perhatian lebih.
Tantangan Kebutuhan Pengembangan Yang Sesuai Dinamika Teknologi
Menurut data Future of Jobs Report 2025 dari Forum Ekonomi Dunia (2025), sejumlah profesi yang berkaitan dengan perkembangan teknologi diperkirakan akan mengalami peningkatan permintaan, seperti spesialis big data, insinyur fintech, spesialis kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin, serta insinyur energi terbarukan. Temuan ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap profesi yang memerlukan keterampilan teknologi terus berkembang pesat. Sebaliknya, profesi yang lebih tradisional, seperti petugas layanan pos, teller bank, petugas entri data, dan pemasar telepon, diperkirakan akan semakin tergerus oleh otomatisasi dan digitalisasi.
Oleh karena itu, penting bagi tenaga kerja untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi melalui peningkatan kompetensi dan pelatihan di bidang-bidang yang relevan untuk memastikan daya saing di pasar kerja global.