Lihat ke Halaman Asli

Nurul Amalia

Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang

Pengabdian Dosen UM: Pengenalan Desain Motif Batik "Singhasana Padma" melalui Pelatihan Batik di Kelurahan Candirenggo, Singosari

Diperbarui: 3 November 2022   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembukaan Pelatihan Batik di Kelurahan Candirenggo, Singosari/dokpri

Pengabdian Dosen Sejarah UM dengan Pengenalan Desain Motif Batik "Singhsana Padma" melalui Pelatihan Batik di Kelurahan Candirenggo, Singosari.

Banyak budaya Indonesia yang sudah memasuki rancah internasional. Sampai saat ini budaya indonesia diakui ragam keunikan yang membuatnya pantas untuk diakui. Batik merupakan salah satu budaya indonesia yang sudah diakui internasional dan yang diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya atau Intangible Cultural Heritage (ICH).

Pada hari Rabu (26/10/22) diadakan Pelatihan Pembuatan Batik Monokromatik Berbasis Ragam Situs Candi Singosari sebagai Merchandise Ikonik Wisata Sejarah. Kegiatan tersebut bertempat di Kelurahan Candirenggo, Kecamatan Singosari, Malang dan diadakan oleh Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. 

"Batik yang akan dikembangkan nanti merupakan salah satu icon pariwisata yang coba kami kembangkan sehingga menghasilkan produk baru dan identitas baru. Kami mencoba berinovasi dengan memanfaatkan ragam hias pada relief Candi Singosari dengan sentuhan style yang membuatnya seperti tidak terkesan dibuat apa adanya" tutur Aditya Nugroho W, PhD. selaku Dosen Sejarah dan Ketua Pengabdian.

Tim Pengabdian, Tim Batik Soendari dan Peserta yang mengikuti pelatihan batik disertai foto desain batik yang telah diperkenalkan/dokpri

Dari pencarian motif yang ada pada Candi Singosari dan berbagai fragmen disekitarnya, ditemukan suatu motif pada Asana* arca Prajna Paramita yang mencuri perhatian tim pengabdian berupa motif Singha atau sosok Singha  yang berdiri di atas gajah. Pak Aditya menambahkan "Intinya di dalam motif ini ada singa dan kepala kala yang apabila dicermati akan tampak, akan tetapi bila dilihat dalam jarak dekat maka hanya akan tampak hiasan-hiasan seperti suluran sehingga motif batiknya tidak melanggar aturan dan ajaran Islam"

Peserta dari pelatihan sendiri diambil dari Ibu-Ibu PKK, Bapak Ibu Kelurahan, Dosen dan Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang yang mendapatkan pengarahan langsung oleh Tim Soendari Batik.

"Pelatihan ini pastinya dapat dilaksanakan atas dasar keinginan dari masing-masing untuk mempelajari dan menghasilkan batik dengan muatan sejarah. Motif yang diakomodasi sebagai simbol-simbol seperti Kala dan Amokala sangat berkesan bagi saya dan semoga bermanfaat kedepannya" ungkap Ibu Mariati, Lurah Candirenggo.

Pelatihan ini diadakan tentunya dengan harapan bahwa batik yang dibuat ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi kreatif sekaligus sebagai sarana untuk menunjukkan identitas masyarakat Singosari. Adapun dengan motif yang dicanting oleh peserta adalah motif 'Singhsana Padma' yang sudah didesainkan oleh tim pengabdian Departemen Sejarah UM.  Singosari yang dikenal akan Candi Singosari-nya, setelah ini bisa dikenal dengan motif batik yang sudah didesain dengan mengambil dari sumber sejarah.

Adapun Tim Pengabdian Departemen Sejarah Universitas Negeri Malang sebagai berikut.

  • Aditya Nugraha Widiadi W, PhD.
  • Dra. Yuliati, M.Hum.
  • Najib Jauhari, S.Pd, M.Hum.
  • Ronal Rido'i, S.Hum,M.A.
  • Mahasiswa KKN Sejarah UM 2022 (Nurul Amalia, Intan Aninditya, Agus Dwi Prasetyo, dan Ainun Maulana).

*Asana: wahana yang menjadi kendaraan khas untuk figur-figur tertentu yang diarcakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline