Lihat ke Halaman Asli

Bromo Nan-Memukau

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14213358851882607298

Ziarah ke Makam Bung Karno

Setelah puas menikmati Pantai Taman, kami melanjutkan perjalanan ke arah Blitar, dengan rute Pacitan - Trenggalek - TulungAgung - Blitar. Menjelang jam 21.00 kami sampai di kota Blitar. Kami menemukan plang/papan nama makam Bung Karno dan kami memutuskan untuk menginap di kota Blitar, sehingga paginya kami bisa berziarah di makam Presiden 1 Republik Indonesia. Alhamdulillah, kami menemukan hotel tidak jauh dari makam yang hanya berjarak 200m saja. Hotelnya lumayan nyaman, bersih, dengan harga yang masih terjangkau untuk kami yang backpacker seperti ini. Dengan Rp. 115.000,-, kami dapat double bed dengan kamar mandi, tv, dan fan. Kondisi tubuh yang lelah membuat kami langsung terlelap tidur. Saat pagi menjelang, kami langsung siap-siap untuk ziarah ke makam Bung Karno. Jam 06.00 WIB, tanggal 2 Januari 2015, kami sampai di makam Bung Karno. Walau sudah banyak pengunjung yang datang, ternyata makam belum dibuka, karena jam buka mulai jam 07.00WIB. Akhirnya, kami memutuskan untuk jalan-jalan di seputar makam.

[caption id="attachment_364624" align="aligncenter" width="240" caption="Gapura makam Bung Karno "][/caption]

1421336274574988753

Disini ada kolam luas dengan jalan di kanan kirinya. Di tembok depan kolam ada ukiran gambar Bung Karno saat memproklamasikan kemerdekaan RI. Ketika agak siang sedikit, jalan pinggir kolam ini dipenuhi pedagang souvenir khas Blitar. Setelah kolam, ada patung Bung Karno yang sedang duduk. Patung ini menjadi objek foto para pengunjung, tak lupa kami pun foto di sana. Di tembok depannya ada tulisan tentang Riwayat Bung Karno dan daftar penganugrahan Doctor Honoris Causa yang diterima Bung Karno.

[caption id="attachment_364630" align="aligncenter" width="240" caption="Dok Pribadi"]

14213366762086257116

[/caption]

[caption id="attachment_364631" align="aligncenter" width="240" caption="Dok Pribadi"]

14213367411400293453

[/caption]

Selesai ziarah, kami menyempatkan diri untuk sarapan. Menu kali ini adalah nasi rawon, kopi hitam untuk suami dan white coffee tuk diriku, dengan harga total Rp. 22.000,-.

Bromo nan Memukau

Setelah check out di hotel, kami melanjutkan perjalanan ke arah kota Malang. Wow..aku surprise masuk ke Malang. Lalu lintasnya macet panjang. Kendaraan begitu banyak dan terlihat semrawut. Kami sempat berhenti di Tugu Malang untuk istirahat sekedar minum dan ngemil.

[caption id="attachment_364632" align="aligncenter" width="240" caption="Tugu Malang"]

1421337175665925592

[/caption]

Dan sekarang hari Jumat, saatnya suamiku melaksanakan sholat Jumat. Kami memutuskan mencari masjid di luar kota Malang. Kami pun berhenti di depot jus dan pangsit Malang di daerah Blimbing. Di sini saya menunggu sementara suami sholat Jumat di masjid. Tidak sekedar menunggu, kami pun mencoba jus buah naga rasa gula pasir. Begitu maniiissssss… Selesai sholat Jumat kami pun mencoba pangsit Malang dengan 2 cabe rawit rebus sebagai pengganti sambel. Bagi kami yang penyuka makanan pedas, tentu saja ini kurang pedas. Tapi untuk rasa lumayan lah..

Selesai makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke Bromo. Menurut penjual pangsit, Bromo tinggal 2 jam perjalanan. Kami memutuskan berhenti di toko untuk membeli keperluan cemilan dan terutama minuman kami. Menurut info, harga makanan dan minuman di Bromo mahal, jadi kami persiapan membawa bekal. Dan kami pun melanjutkan perjalanan melewati wilayah Tumpang – Gubuk Klakah – Ngadas. Hawa dingin gunung mulai menerpa. Dan kami melanjutkan perjalanan hingga sampai ke loket pintu masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Untuk 1 motor dikenakan biaya Rp 5.000,- dan tiket masuk per orang Rp 27.500,-.

[caption id="attachment_364633" align="aligncenter" width="240" caption="Pintu Masuk Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru"]

14213380921583696412

[/caption]

[caption id="attachment_364635" align="aligncenter" width="240" caption="View yang bisa dinikmati di perjalanan"]

14213383921807629361

[/caption]

Jalan menuju desa Ngadas berliku, naik turun dengan jurang di kanan / kiri jalan. Kondisi jalan yang terkadang aspal, dan terkadang berlubang membuat kami lebih waspada. Kabut pun mulai turun. Kami bertemu dengan serombongan anak muda naik 3 motor. Mereka berniat untuk kemping di Bromo. Tadinya sih, kami ingin ikut rombongan mereka untuk kemping. Tapi hawa dingin dan cuaca yang tidak menentu membuat kami memutuskan untuk tidak ikut rombongan itu. Jadi akhirnya kami berpisah dengan mereka. Jam 16.00 WIB kami sampai di desa Ngadas. Disini banyak tersedia homestay untuk para pengunjung yang berniat menginap. Rata-rata harga homestay Rp 200.000,- per kamar. Kami bertemu dengan 2 orang remaja dan menanyakan tempat untuk homestay. Ternyata salah satu dari mereka bisa menyediakan homestay di rumahnya plus kopi, teh, dan mie instan. Alhamdulillah..

[caption id="attachment_364636" align="aligncenter" width="300" caption="Menikmati teh panas dalam dinginnya desa Ngadas"]

14213385651490292926

[/caption]

Kami pun menuju rumah Fery, homestay yang akan kami tempati. Hawa dingin dan kabut yang turun sore itu benar-benar hal baru bagiku. Walau sudah mengenakan jaket 2 lapis, celana jeans, dan kaos kaki, tapi dinginnya gunung masih menembus tulang. Fery dan Andy, 2 remaja yang menyediakan homestay untuk kami dengan sigap menyiapkan kamar dan perapian dari arang untuk kami. Tak lupa 2 gelas teh panas khas Tengger menemani kami. Kami pun langsung menghangatkan diri mengelilingi perapian. Dan butuh waktu lama untuk kami merasa hangat. Wedang uwuh yang kami bawa dari Jogja akhirnya kami seduh. Hhmmm..nikmat..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline