Lihat ke Halaman Asli

Singgasana Bersahaja

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di balik jendela adalah singgasana bersahaja

tempatku melihat daun-daun berguguran

bersama berjuta cita dan impian

tempatku mendengar nyanyian merpati

bersama jeritan hati bermelodi

di balik jendela adalah singgasana bersahaja

deras hujan yang tertumpah dari perut awan

temani air duka yang bermuara di pangkuan

seiring sang surya tenggelam perlahan

wajah tertunduk pada kepatuhan

ku ingin tinggalkan singgsanaku

dan berlari menuju taman itu

bercanda dengan kupu-kupu

lalu ku kecup mawar merah jambu

kan kucipta sajak-sajak baru

dan ku sapa musafir lalu

ku kan menari dengan gaun putihku

senada desiran angin yang berlagu

namun ku tetap di sini, di singgasana bersahaja

di balik jendela duduk bermahkota

dengan matahati, nurani dan jiwa

coba ku raih berjuta bias makna



Jakarta, 05 Maret 2002

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline