Lihat ke Halaman Asli

Nurul Afifah

Just call me Uce

KKN Tematik UPI 2021 - Implementasi Flascard untuk Mengenalkan Konsep Numerasi Pada Siswa Kelas 2 SD

Diperbarui: 22 September 2021   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: dokumentasi pribadi

Terhitung sejak tanggal 8 September 2021, pemerintah telah mengizinkan sekolah-sekolah untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas, tentu saja hal ini merupakan hal yang positif sebab artinya keresahan orang tua mengenai dampak negatif pembelajaran daring akan berakhir. Mengutip dari news.detik.com, disebutkan bahwa PTM terbatas akan dilakukan di 330 sekolah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, sekolah wajib menyediakan thermometer, handsanitizer, cairan disinfektan, serta masker. Kemudian bagi siswa yang mengikuti PTM Terbatas diwajibkan tetap menggunakan masker selama pembelajaran, membawa handsanitizer dan menjaga jarak.

Bagi siswa yang sudah terbiasa sekolah secara daring, khususnya bagi mereka yang belum pernah merasakan sekolah luring selama hampir dua tahun ini, kegiatan belajar di sekolah secara tatap muka bukanlah hal yang mudah. Siswa harus beradaptasi dengan pembelajaran di lingkungan nyata, dengan proses pembelajaran secara tatap muka kemampuan dan perkembangan siswa terpantau langsung oleh guru.

Feti Pratiwi (2021) dalam penelitiannya yang berjudul “Gambaran Perkembangan Anak Usia Dini Dalam Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19” mendapatkan hasil bahwa perkembangan dalam aspek fisik-motorik dan sosio-emosional anak mengalami penurunan. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Dhiniaty Gularso (2021) mengenai Dampak Pembelajaran Daring Terhadap Kemampuan Anak Usia Sekolah Dasar didapatkan hasil bahwa kemampuan berpikir, bahasa, matematika, teknologi, komunikasi, fisik, dan kemampuan berdoa anak mengalami penurunan sedangkan tingkat kemampuan anak terhadap teknologi meningkat. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 2 SDN 195 Isola, penurunan-penurunan tersebut juga dialami oleh siswa kelas 2 di SDN 195 Isola.

PTM Terbatas pada minggu ke dua bulan September 2021 merupakan hari pertama siswa kelas 2 SD di SDN 195 Isola datang ke sekolah. Rupanya setelah dilakukan pre-test dalam menghitung, terdapat hambatan yang cukup fatal yaitu masih ada siswa yang tidak hafal angka, tidak dapat mengurutkan bilangan, kesulitan dalam menghitung bahkan ada yang benar-benar tidak mengerti caranya menghitung. Sebagai mahasiswa pelaksana kegiatan KKN Tematik UPI Tahun 2021, saya tergerak untuk membantu pihak guru di sekolah tersebut. Yang menjadi kekurangan dalam proses pembelajaran tersebut adalah media pembelajaran. Media tersebut diharapkan mudah digunakan namun dapat menguatkan penyampaian materi pada siswa, khiususnya pada materi pembagian. Salah satu inovasi dan kreativitas media tersebut adalah pembuatan dan penggunaan flashcard.

Sumber: dokumentasi pribadi

Penggunaan flashcard dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep numerasi sudah banyak dilakukan oleh para peneliti dan terbukti keefektifannya, seperti pada penelitian Riswana Maulidah (2021) yang berjudul Implementasi Media Flash Card: Studi Eksperimental Untuk Keterampilan Berhitung Siswa. Ia melakukan eksperimen di SDN Kebondalem Mojosari dengan membandingkan kelas yang menggunakan flashcard dalam materi operasi bilangan dan kelas yang tidak menggunakannya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berhitung siswa yang menggunakan media flashcard lebih tinggi dibandingkan yang tidak menggunakan flashcard.

Implementasi flashcard dalam mengenalkan konsep pembagian pada siswa kelas 2 SD dilakukan dengan cara memeragakan di depan kelas. Guru pun mengajak siswa berpartisipasi menggunakan flashcard bersama siswa lainnya. Setelah melakukan peragaan beberapa kali, siswa dapat lebih memahami mengenai konsep pembagian serta cara menghitungnya dengan menerapkan ilustrasi membagikan kartu atau sebuah benda kepada orang lain. Selain sebagai media ilustrasi, flashcard yang dibuat Guru juga memuat angka dan cara penulisannya dalam bahasa Inggris serta warna yang menarik, sehingga selain mempelajari pembagian dasar, siswa juga dapat lebih mengingat angka. Pembuatan flashcard serta fungsi yang dimaksud sesuai dengan penjelasan Munthe (2018), ia menjelaskan bahwa flashcard merupakan kartu dengan dua sisi. Sisi satu bertuliskan kata, sementara pada sisi lainnya ada gambar yang sesuai dengan kata. Fungsi utama dari gambar adalah untuk melatih daya ingat siswa terhadap kata yang sedang dipelajari. Maka dalam hal ini, flashcard yang dibuat berfungsi untuk melatih daya ingat siswa terhadap angka yang sedang dipelajari

Penggunaan flash card pada materi pembagian dinilai cukup efektif dan menggugah siswa untuk aktif berpartisipasi, siswa jadi lebih cepat memahami pembagian dengan melihat contoh nyata (kontekstual) dibandingkan jika hanya dijelaskan secara lisan atau di papan tulis. Tentu saja meskipun begitu terdapat kekurangan dalam penggunaan flashcard untuk penguatan materi pembagian, yaitu jumlah flashcard tidak sebanding dengan angka pembagian yang beragam, serta memakan waktu cukup lama dalam praktiknya.

Penulis: Nurul Afifah, Nenden Rani Rinekasari, S.P., M.Pd, (KKN TEMATIK LITERASI NUMERIKAL, TIM 34, Universitas Pendidikan Indonesia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline