Lihat ke Halaman Asli

Nurul Fauziyyah

Wanita kelahiran Jakarta 1992

Fenomena "Ikut-ikutan"

Diperbarui: 14 Juli 2019   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena "ikut-ikutan" a.k.a Bandwagon Effect: contoh kasus diskon besar-besaran GIANT

Oleh: Nurul Fauziyyah

"GIANT", salah satu gerai ritel besar yang sempat berjaya di pasar Indonesia sebagai gerai ritel untuk memenuhi kebutuhan konsumen baik dari kebutuhan pangan, sandang dan papan hampir semua tersedia dalam gerai ritel tersebut.

Persaingan yang kian memanas disertai bermunculannya ritel lainnya bermerek belakang ....mart yang lebih mudah diakses dari rumah-rumah penduduk memungkinkan terjadinya kerugian yang kian tak bisa lagi teratasi. Isu penutupan beberapa ritel GIANT menjadi topik yang sangat hangat diperbincangkan oleh publik, yang sekarang juga dikenal dengan sebutan "netizen".

 "Kalau GIANT masih bisa menutupi kerugian ataupun seluruh biaya kebutuhan, walaupun tidak bisa memberikan kontribusi lebih banyak terhadap perusahaan secara keseluruhan, mungkin tidak akan tutup", tutur Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta.

Faktor lain yang memungkinkan terjadi penutupan ritel tersebut juga mungkin dikarenakan pergeseran gaya belanja konsumen pada era ini. Kebanyakan konsumen lebih condong melakukan pembelian atas suatu produk secara online karena dapat mempermudah konsumen tanpa harus banyak membuang energi.  Direktur PT Hero Supermarket Tbk, Hadrianus Wahyu Trikusumo, mengumuman penutupan enam gerai di wilayah Jakarta, Depok dan Bekasi, yaitu Giant Ekspress Cinere Mall, Giant Ekspress Mampang Prapatan, Giant Ekspress Pondok Timur, Giant Ekstra Jatimakmur, Giant Ekstra Wisma Asri, dan Giant Ekstra Mitra 10 Cibubur,namun tidak disertai dengan penjelasan dari pihak GIANT mengenai alasan yang melandasi penutupan gerai ritel tersebut.

Hal besar yang juga sempat menjadi isu fenomal ditengarai karena spanduk diskon besar-besaran yang diberikan gerai ritel GIANT dengan alasan karena akan segera ditutup. Diskon seluruh barang berlangsung hingga 28 Juli 2019 lalu dengan besaran diskon 5% hingga 50% bahkan semakin hari semakin meningkat diskonnya seiring dengan semakin banyaknya konsumen yang tergiur secara mentah-mentah terhadap diskon yang terpampang di setiap gerai GIANT dan di seluruh media sosial. 

Fenomena pembludakan konsumen pada gerai ritel GIANT ini bisa dikatakan terjadi karena aksi "ikut-ikutan". Tak sedikit konsumen 'terhipnotis' dan 'terpancing' oleh framing pemberian diskon yang besar-besaran. Ada satu orang yang tergiur dengan diskon tersebut, kemudian mengajak orang lain, dan orang lain tersebut pun tergiur kemudian mengajak sekelompok yang lain, begitu seterusnya, sehingga tak terelakkan pembludakan konsumen-konsumen pejuang diskon hingga hari ini dan mungkin akan terus meningkat hingga tanggal penutupan yang telah diumumkan. Fenomena tersebut bisa disebut sebagai "Bandwagon Effect". Efek bandwagon (efek ikut-ikutan) adalah efek eksternalitas pada diri konsumen di mana seorang konsumen ingin memiliki suatu barang karena seseorang atau sekelompok orang yang lain juga memiliki barang tersebut.

Jika dilihat lebih cermat, diskon besar-besaran tersebut bisa menjadi "jebakan batman" bagi konsumen yang tidak menggunakan "kacamata" sebagai alat terawang atas maksud dibalik pemberian diskon besar-besaran tersebut.  Apakah memang benar harga-harganya menjadi terjun bebas atau malah menjadi terbang bebas alias ada penaikan harga dibalik iming-iming diskon yang digembar-gembor tersebut.

Efek Bandwagon terjadi di berbagai aspek kehidupan. Contoh paling sederhana dan cukup fenomenal yang menjadi perbincangan hangat di berbagai media beberapa waktu lalu adalah pada fenomena diskon besar-besaran dari gerai ritel GIANT jelang penutupannya tersebut. Akan lebih bijak, jika kita sebagai konsumen tidak langsung melahap atau ikut-ikutan dengan apa yang orang lain bicarakan/lakukan karena hal tersebut belum tentu benar atau menguntungkan jika diikuti, cerna dan bijaklah dalam menyikapi agar tak ada yang makan hati dan berakhir dengan menyesali atas apa yang terjadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline