Setiap manusia memiliki keunikannya masing-masing. Perspektif, perasaan, perilaku, bahkan harapan mereka berbeda-beda, seperti halnya seorang guru. Menurutku guru itu punya keunikan masing-masing untuk mendidik siswa-siswinya. Banyak pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran demi keberhasilan suatu usaha atau tujuan mulia. Keceriaan yang terpancar diwajah mereka tak pernah luntur dihadapan kami anak didikmu Pak/Bu. Arti kehidupan kini kurasakan dengan dorongan dan motivasi yang telah kau berikan.
Pesan singkat dirimu selalu terngiang di pikiran. "Jika ingin tercapai harapan dan cita-citamu, ingatlah orang yang mengayuh sepeda jika kalian berhenti maka tidak akan sampai tujuan". Kemudian, pesan lainnya masih terngiang adalah 'Prestasi itu abstrak. Jadi, capai dengan tekun, belajarlah menjadi langkah penting. Namun, berkarya ilmiah pun tidak boleh dilalaikan. Yuk, kreatif". "Apa yang menjadi prestasimu hari ini, karena upayamu dimasa lalu demi masa kini".
Garis merahnya, guru pasti akan mengupayakan materi pembelajaran tersampaikan kepada siswa-siswa. Namun, sisipan motivasi dan dorongan tak pernah luput dari tuturan mereka. Berbicara tentang guru bagiku seorang guru tidak hanya mereka yang mengabdi dan mengajar sebagai profesinya di sekolah maupun kampus sebagai seorang dosen. Tetapi semua orang yang mampu mendidik dengan kemampuan dan potensi mereka untuk berdampak kepada orang lain. Harapanku para guru-guruku yang telah mendidikku sampai kini aku menjadi dewasa. Kemuliaan dan keberkahan dari Tuhan selalu mengiringi kalian. Terima kasih atas dedikasimu kepada kami. Impian dan cita-cita yang siswa-siswimu raih tak kan luput dari jerih payahmu. Semoga pahala selalu mengalir kepada guruku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H