KBM Pertemuan ke 2 : SKI K-13 Rasa IKM
Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut)
Pelaksanaan Kurikulum Merdeka tidak dipaksakan secara langsung. Hal ini merupakan bagian dari strategi pelaksanaan program yang dilandasi kesadaran bahwa proses perubahan pembelajaran di sekolah melalui penerapan program juga merupakan proses pembelajaran tentang perubahan proses pembelajaran seperti anak belajar berenang. Ada tahapan yang harus dilalui.
Pelaksanaan program pembelajaran merdeka lebih efektif jika setiap sekolah ingin melakukannya untuk motivasi intrinsik. Kemudian menerapkan program ini sesuai tingkat kerumitan tergantung kondisi sekolah. Untuk itu, baik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementrian Agama RI mengembangkan strategi implementasi kurikulum yang bersifat sukarela dan bertahap.
Hal ini tidak serta merta mengubah keseluruhan program, tetapi dapat dimulai dengan mengimplementasikan beberapa komponen prinsip-prinsip utama program merdeka sekolah siap pakai dapat diganti. Pada dasarnya adalah perjalanan untuk meningkatkan pembelajaran. Pemerintah tidak ingin sekolah mengubah kurikulum hanya pada materi tanpa mempengaruhi kualitas pembelajaran, meskipun itulah tujuan sebenarnya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Agama RI telah menyiapkan serangkaian strategi strategi untuk mendukung penerapan Kurikulum Merdeka dalam pengajaran unit. Mulai dari memberikan roadmap adopsi kurikulum secara bertahap, memberikan penilaian dan perangkat pendidikan melalui Platform Merdeka Mengajar, dan menyediakan sumber daya pelatihan dan pendidikan mandiri bagi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, penyediaan sumber daya manusia untuk pengembangan komunitas belajar.
Pemerintah mendukung sekolah yang ingin membuat program merdeka, memiliki mekanisme penilaian mandiri di mana sekolah dapat menilai sendiri berdasarkan kesiapan mereka. Selain itu, dukungan teknologi bagi sekolah dalam melaksanakan Program Merdeka diberikan melalui Platform Merdeka Mengajar.
Platform penting saat ini dan sistem pendidikan harus mengambil terobosan teknologi untuk mempercepat pemberdayaan guru di semua daerah. Jadi, sekarang belajar tidak lagi menunggu kesempatan yang tepat, siapa saja bisa belajar, di mana saja, waktunya bisa disesuaikan, tergantung kemauannya. Merdeka Mengajar adalah jawaban bagi guru di Indonesia untuk mengatasi krisis belajar peserta didik.
Adapun Implementasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang menggunakan K-13 tetapi mengadopsi gaya Kurikulum Merdeka telah diterapkan secara perdana khususnya di kelas IX-C pada awal KBM pada bulan Juli tahun 2022. Mengingat saat ini MTsN 2 Garut belum menjadi profile project Kurikulum Merdeka, namun sebagai solusi untuk mempersiapkan diri dalam menyambut Kurikulum Merdeka dengan ini penulis akan mulai menerapkannya.
KBM Pertemuan ke 2 : SKI K-13 Rasa IKM
- KBM berbasis Proyek
- Pertemuan pertama membahas kontrak belajar dan pembagian kelompok presentasi virtual sebagai bahan produk dari model pembelajaran Project Based Learning. Kelompok I membahas tentang Sejarah masuknya Islam di Indonesia. Kelompok II membahas tentang Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
- Kelompok III membahas tentang Peran Pesantren dalam Dakwah Islam di Indonesia. Kelompok IV membahas tentang Implementasi Nilai-nilai Islam Kearifan Lokal dari Berbagai Suku di Indonesia. Presentasi dilakukan secara virtual sehingga KBM terbentuk dari hasil budaya digital secara online via google drive yang berkolaborasi dengan pembelajaran tatap muka.
- Fleksibel dalam Kegiatan Pembelajaran
- Pertemuan ke dua peserta didik sudah menyiapkan video pembelajaran secara virtual yang dikirimkan melalui google drive untuk dipresentasikan di kelas secara tatap muka. Materi yang disajikan bukan hanya untuk satu pertemuan saja tetapi dari empat kelompok yang tersebar seperti yang sudah dijelaskan di atas adalah membahas materi untuk satu semester seperti yang ada di platform ATP SKI IKM 2022.
- Jadi pada pertemuan berikutnya peserta didik yang telah berkolaborasi (collaboration) tinggal mempertajam tahap komunikasi (communication), tanya jawab (critical thinking) dan merangkum atau menyimpulkan hasil presentasi (creativity). Peserta didik yang lebih cepat dalam mengirimkan tugas harus melakukan tutor sebaya kepada temannya yang membutuhkan bantuan sehingga KBM berjalan dengan efektif dan efisien.
- Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil 'Alamin