Lihat ke Halaman Asli

Nurul Jubaedah

Teacher, writer, traveler, vloger

Generasi Literat Generasi Antiplagiat

Diperbarui: 29 Mei 2022   14:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Generasi Literat Generasi Antiplagiat

(Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Generasi literat adalah generasi yang memahami, menyadari, dan memaknai literasi termasuk dalam dunia pendidikan. 

Sebagai generasi fresh maupun experienced graduate yang membiasakan budaya literasi atau melekwacana bukan hanya sekedar budaya orasi atau berbicara saja.

Generasi yang dikatakan literat adalah generasi yang memahami, menelaah informasi, dan ikut terlibat dalam menulis dan mempublikasikan karya tulisnya. Baik melalui surat kabar cetak maupun digital, gagasan disampaikan mengenai wacana yang sedang ramai dibahas di tengah masyarakat luas. Sikap kritis dan peka terhadap informasi akan mampu meningkatkan skill baik secara kualitas maupun kuantitas intelekual.

Media cetak atau digital mampu membentuk generasi literat membiasakan berpikir memahami wacana melalui proses membaca, menulis, sampai menciptakan karya. 

Generasi literat erat kaitannya dengan pembiasaan kelompok yang gemar membaca atau reading society seperti halnya pembelajaran literasi yang diterapkan di sekolah. Budaya literasi membentuk generasi literat sebagai akar dari peradaban yang mampu mentrasformasikan mindset dan attitude.

Generasi antiplagiat adalah generasi yang anti atau tidak mengutip sebagian atau seluruh karya tulis pihak lain yang diakui sebagai haknya tanpa menyatakan sumber secara tepat dan akurat. 

Pengetahuan generasi fresh maupun experienced graduate terhadap antiplagiat akan meningkat jika sering mengikuti kegiatan pelatihan, workshop, training, sosialisasi, atau pun best practice mengenai literasi dan plagiasi.

Salah satu penyebabnya adalah mereka tidak mengetahui tentang plagiat beserta sanksinya sehingga tidak dibekali wawasan dan keterampilan menulis atau menciptakan sebuah karya orisinil itu seperti apa. 

Seharusnya mereka memahami bagaimana teknik mengutip dari internet atau sumber referensi itu seperti apa sehingga kedepannya dipastikan tidak akan ada lagi kasus budaya plagiat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline