Lihat ke Halaman Asli

Simbiosis antara Ekosistem Mangrove dan Terumbu Karang

Diperbarui: 19 April 2022   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Instagram Marbud Jakarta

Ekosistem mangrove dan terumbu karang berfungsi dalam hubungan simbiosis, yang meningkatkan lingkungan pesisir tropis dan subtropis. Kualitas dan luasan terumbu karang sangat bergantung pada hutan bakau pesisir, yang berperan dalam menstabilkan garis pantai, menghilangkan polutan, meningkatkan kualitas air, dan menyediakan habitat pembibitan yang memelihara perikanan. 

Jika perikanan mengalami degradasi karena rusaknya atau hilangnya habitat mangrove, maka terumbu karang akan terpengaruh. Karang berkorelasi dengan kekuatan perikanan dan tanpa perikanan yang layak, terumbu karang tidak dapat bertahan hidup.

Terumbu penghalang merupakan terumbu karang yang memanjang secara kasar sejajar dan dekat dengan garis pantai. Mereka berfungsi dalam mengurangi energi ombak dan garis pantai. 

Ekosistem terumbu karang dan bakau bersama-sama membentuk penghalang yang melindungi garis pantai dari kekuatan destruktif angin, ombak, dan puing-puing yang didorong. Struktur kehidupan ini mengurangi erosi dan kerusakan fisik yang seringkali dapat menimbulkan biaya ekonomi dan lingkungan yang signifikan pada masyarakat pesisir. 

Sebagian besar, keduanya membantu membentuk dan membentuk garis pantai. Sebagai komponen penting dalam perlindungan garis pantai dan ketahanan pantai, mereka menyangga seluruh wilayah terhadap kekuatan hidrologis lautan dan peristiwa cuaca buruk berkala, seperti angin topan dan badai tropis.

Terumbu penghalang dan hutan bakau juga penting dalam mendukung keanekaragaman hayati dan berbagai organisme di lingkungan laut dan pesisir. Perikanan komersial dan rekreasional adalah sumber daya ekonomi terbarukan yang penting bagi penduduk asli dan wilayah pesisir untuk mata pencaharian. 

Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Nature, menegaskan bahwa habitat bakau menyediakan tempat berkembang biak yang penting bagi ikan karang muda. Ditemukan juga bahwa spesies ikan lebih melimpah di terumbu karang yang berasosiasi dengan lahan basah pasang surut mangrove.

Nilai moneter ikan terumbu karang dalam pemanenan komersial bisa sangat besar; namun, nilai ekonomi terumbu karang dan bakau di banyak bagian dunia paling signifikan untuk industri rekreasi dan pariwisata. Olahraga memancing, berperahu, snorkeling dan scuba diving bersama dengan olahraga air lainnya serta ekowisata memiliki dampak yang signifikan dalam mengubah basis ekonomi desa dan kota nelayan menjadi tujuan wisata dan pusat ekowisata dengan daya tarik internasional.

Tantangan yang dihadapi oleh komunitas transisi ini adalah keseimbangan yang harus dipertahankan antara pembangunan infrastruktur modern yang diperlukan untuk mengakomodasi pertumbuhan populasi dan kualitas habitat asli. 

Pembangunan pesisir dan perluasan ekonomi dapat membantu membangun kemakmuran bagi penduduk lokal tetapi mengancam fasilitas alam yang sebenarnya menarik pengunjung. 

Untuk mempertahankan ekowisata yang berkelanjutan dalam basis ekonomi, diperlukan visi jangka panjang dalam konservasi dan pemulihan ekosistem di sekitarnya yang diperlukan untuk membangun ketahanan dan melestarikan sistem sosial-ekologis yang membentuk pusat-pusat populasi pesisir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline