Lihat ke Halaman Asli

dodo si pahing

semoga rindumu masih untukku.

Bukan Bentuk Hadiahnya pada Guru, tetapi Rasa Empatinya yang Penting

Diperbarui: 6 Juli 2022   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.masagipedia.com

Jam tangan, tas, kerudung, baju, hingga pernik-pernik hiasan meja tertata rapi di etalase ruang tamu. Kata istri saya itu adalah  hadiah dari murid untuk ibu saat masih menjadi guru. 

Dalam benak saya yang sering terlihat itu adalah barang yang dibeli saat istri pergi ke mall atau ke pasar malam.

Pemberian hadiah kepada guru oleh seorang murid  bisa dikatakan sebentuk ode. Pujaan kepada seseorang yang dianggap sangat berjasa dalam hidupnya karena memberikan kasih sayang selama di sekolah menggantikan kedudukan orang tua. 

Pemuajaan kepada guru bukan menyakralkan guru, namun lebih pada hubungan yang secara pribadi dapat menyentuh sisi lain anak yang bisa dimaksimalkan oleh seorang guru, antara lainnya talentanya, kecerdasannya, dan yang lebih penting sisi kemanusiaannya.

Ketika seorang murid memberikan hadiah kepada seorang guru, dalam hati mereka akan menyanyikan puisi-puisi ode. Lirikan-lirikan kebanggan yang tidak akan hanya terbawa dalam memori tetapi akan selalu diceritakan kepada anak-anaknya, cucu-cucunya, suadara-saudaranya  kalau dalam hidupnya pernah singgah seorang yang mengajarkan ilmu bahasa, ilmu berhitung, ilmu agama, hingga ilmu kehidupan.  

Hadiah dari  seorang murid sebentuk rasa terima kasih yang menjadi tonggak kalau guru  pernah singgah sekejap dalam hidupnya itu akan selalu ada dalam kenang-kenangan yang diberikan itu. Meskipun bentuk hadiah oleh seorang murid akan sangat sederhana namun arti yang ada padanya tidak akan semudah meracik bumbu pecel. Makna yang akan dibawanya sangat transendental, menyentuh sisi rohani si anak. 

Memaknai hadiah dari seorang murid kepada gurunya sudah sewajarnya harus melihat bukan dari sisi kepantasan barang atau pamrih bendawi lainnya.  Namun  meletakkannya  pada nilai sosial, budaya, bahkan agama yang tertanam di sanubarinya.

Nilai sosial yang melekat pada hadiah adalah anak terbiasa hidup normal pada tataran interakasi yang saling merekatkan antara anak dan orang tua. 

Strata yang dibangun pada keluarga besar selain keluarga inti di luar sana ada strata lainnya yang juga harus dimengerti yaitu keluarga sekolah. 

Di lingkungan sekolah ada teman, kakak kelas atau adik kelas, guru yang juga sebagai orang tua dalam hubungan di sekolah tersebut ada juga aturan sebagaimana aturan di rumah dan di masyarakat. Bahkan kehidupan di sekolah bisa sebagai cermin kehidupan masyarakat.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline