Lihat ke Halaman Asli

dodo si pahing

semoga rindumu masih untukku.

Mulanya Hadiah dan Perhatian Kecil-kecilan Terus Jadilah Bumerang

Diperbarui: 15 Februari 2022   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : fun-japan.jp

Hari minggu, 13 Pebruari 2022 detik news menuliskan kalau Satpol PP Kota Makasar merazia alat kontrasepsi di sejumlah minimarket. Alasan yang dipakai oleh Iqbal sang ketuanya adalah, "generasi muda yang kita harapkan tidak melakukan ritual-ritual yang negative dalam valentine nanti," dan ketua Satpol tersebut meminta agar sementara minimarket tidak menjual alat-alat kontrasepsi selama masa valentine.

Stigma terhadap hari valentine selalu dipelihara oleh orang-orang yang mengakrabkan diri dengan pemikiran negatif. Terutama dikaitkan anak manusia laki-laki dan perempuan yang sedang dimabuk cinta akan melakukan hubungan seperti orang yang sudah menikah, hubungan anak-anak yang sedang "pendekatan" kemudian akan melakukan hubungan terlarang. Atau lebih ekstrim lagi akan ada pesta syahwat karena indikasi dari Satpol PP tersebut, yaitu merazia alat kontrasepsi.

Jikalau benar tindakan Satpol tersebut hanya dengan merasia alat kontrasepsi akan tidak ada ada tindakan terlarang maka sungguh akan bersih seluruh tindakan prostitusi yang terbuka maupun tersembunyi.  Sudah ada ribuan kontrasepsi yang terjual setiap harinya di seluruh dunia seperti yang dikemukakan oleh alat pemasuk kondom dari Malaysia bahwa hampir hampir 5 milyar telah didistribusikan ke seluruh dunia mungkin juga termasuk Indonesia  (CNN 12 Januari 2022). Itu saja baru pemasok dari salah satu pabrik dari Malaysia bagaimana dengan pabrikan lain dari Indonesia dan negara lainnya di dunia.

Mungkin tindakan dari satpol PP itu hanya melihat satu sisi, yaitu dari hal hubungan yang ekstrim. Tidak semua orang akan akan melakukan hubungan selayaknya suami istri harus menunggu di hari valentine,  masih banyak hari-hari dan kesempatan yang dapat dipergunakan. Sangat naf andaikan tindakan merazia minimarket dilegalkan kemudian diberi aplaus. Karena dianggap sebagai tindakan preventif alias dapat mencegah perbuatan toksik dari suatu hubungan.

Setiap kali valentin mengapa selalu akan dikaitkan dengan  hubungan mesum sebagaiaman indikasi dari Satpol PP tersebut. Bukankah masih ada sisi lain yang harusnya dapat diambil sisi baiknya. Ketika hubungan kasih sayang harus ada ritual di ranjang maka itu bukan lagi hubungan murni kasih sayang tetapi sudah mengarah pada syahwat.

Cinta yang agung sebagaimana cerita Romeo Juliet, Sampek Engtay, Laila  Majnun adalah kisah yang tidak akan lekang oleh peradaban manusia. Kisah cinta adalah cerita yang bisa mengaharubirukan peasaan terlepas dari sejarah valentine  yang sudah menjadi legenda itu sendiri. ketidakjelasan asal muasal yang sudah menjadi legenda kemudian orang-orang mengambil sisi perayaannya saja.

Valentine yang identik dengan mawar, coklat, kirim-kiriman bingkisan hadiah adalah bentuk saling menghormati orang lain. nilai-nilai persaudaraan itu sendiri sebenarnya sudah lama sekali melekat pada masyarakat Indonesia. Di antaranya adalah budaya pada bulan ruwah atau sya'ban, dan pada hari-hari besar umat beragama di Indonesia, semisal hari natal dan tahun baru, tahun baru Imlek.

Hubungan Toksik Bisa Disejajarkan dengan Kamuflase
Toksik atau racun selalu saja bermakna menyakitkan apalagi dikatikan dengan hubungan yang didasarkan pada ketidakmenentuan. Dalam artian tidak ada suatu ikatan yang jelas, maka hubungan itu sangat mudah akan menjadi hubungan bernuansa toksik. Yang akhirnya bukan kebahagiaan tetapi kesengsaraan yang tidak mudah untuk dilupakan.

Sangat menyenangkan manakala di hari valentine atau di hari-hari  yang dianggap spesial mendapat kado. Kemudian secara harfiah akan diartikan jikalau si pemberi menaruh perhatian, namun  ketika hadiah itu bukan dari suami atau istri, atau dari orang terkasih maka secara mudah akan diartikan sebagai pembuka jalan pada  kemungkinan lain yang akan mengarah pada hubungan tersembunyi, backstreet, hingga perselingkuhan.

Jika hubungan toksik pada genre sebab akibat karena tidak adanya itikad yang kuat pada suatu komitmen awal. Mudah saja terjadi hubungan yang melibatkan teman sekantor, teman SMP, teman SMA, teman masa kuliah yang dahulunya memang pernah ada perhatian.  Memang ketika hubungan manusia tidak ada suatu landasan yang jujur akan mudah saja orang ketiga masuk dalam lingkaran ikatan yang sah. Sehingga bisa dikatakan suatu komitmen yang kuat akan berkorelasi juga dengan kejujuran pada suatu tujuan awal dibangun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline